BONDOWOSO – Seiring dengan berkembangnya sektor pariwisata Bondowoso, keberadaan
guide atau pramuwisata harus ditingkatkan, baik secara kualitas maupun kuantitasnya. Mengingat di momen tertentu, keberadaan guide yang tersedia saat ini sangat kurang.
Slamet Riyadi, Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bondowoso, menjelaskan bahwa keberadaan
guide di Bondowoso saat ini cukup minim. “Ketika kunjungan turis tinggi atau
peak session,
guide kita sangat kurang. Jumlah yang ada saat ini hanya bisa mengkaver sekitar sepuluh persen dari wisatawan yang datang,” ujarnya kepada Memo Indonesia.
Menurutnya, profesi
guide memiliki peluang yang cukup cerah di Bondowoso. Apalagi saat ini pariwisata Bondowoso semakin menggeliat dengan dibukanya banyak objek baru. Sehingga kebutuhan akan
guide juga semakin besar.
Akan tetapi, lanjut dia, keberadaan
guide itu juga harus dibarengi dengan kualitas yang memadai. “Kalau penguasaan bahasa asing itu menjadi wajib. Tapi di luar itu, ada beberapa kompetensi yang harus juga dimiliki oleh seorang pramuwisata profesional,” paparnya.
Beberapa kompetensi itu, menurutnya,
guide harus memiliki kecakapan yang baik dalam pelayanan mengantar dan menjemput tamu. Selain itu juga memiliki kemampuan yang bagus dalam memandu tamu di objek wisata. “Yang tak kalah pentingnya adalah bagaimana menyiapkan informasi objek wisata sebelum berangkat dan mampu menyiapkan
itinerary atau rencana perjalanan,” jelasnya.
Untuk itulah, dia berharap peningkatan kuantitas dan kualitas pramuwisata di Bondowoso ini menjadi perhatian tersendiri bagi Pemerintah Daerah. Karena bagaimana pun, kata dia, kemampuan
guide juga akan menentukan kesan yang diterima oleh setiap turis yang datang terhadap pariwisata Bondowoso.
Catatan Dinas Pariwisata Bondowoso, kunjungan wisata di 2016 mencapai 165.649 pengunjung. 2017 ini ditargetkan bisa meningkat 20 persen. Jumlah objek wisata di Bondowoso pun bertambah. Tahun 2016 jumlahnya 17 objek wisata, tahun 2017 bertambah menjadi 25 objek wisata.
(esb)