Share

BONDOWOSO – Penyertaan modal awal untuk Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) wajib didukung APBDesa. Hal ini sebagaimana diatur dalam undang-undang.

Namun demikian dalam pelaksanaannya pemerintah desa diminta untuk tidak gegabah menyertakan modal. Melainkan harus memenuhi prasyarat supaya tak mati, yakni melakukan kajian terlebih dahulu dan analisis kelayakan.

Ini dituturkan oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pemprov Jatim, M. Yasin, saat launching produk wisata Kala Senja, di Desa Sukosari Kidul, Kecamatan Sumber Wringin, Bondowoso, Sabtu (29/5/2021).

“Bumdesa itu hukumnya wajib disupport dari APBDesa. Karena mendirikan Bumdesa itu modal awalnya harus APBDesa, tidak boleh Bumdesa itu modal awalnya tanpa dari APBDesa. Itu undang-undangnya berbunyi begitu,” katanya.

Ia mengakui, terkadang memang masih ditemukan desa tidak melakukan kajian.

“Makanya kita harapkan desa jangan gegabah mengaloksikan APBDesanya tanpa didahului analisa kelayakan usaha,” tuturnya.

Baca Juga : Dorong Kebangkitan Ekonomi Nasional, Nashim Khan Serap Aspirasi Pelaku Usaha Mikro

Yasin pun menegaskan jika dalam pelaksanaan unit usahanya gagal karena unsur penyelewengan maka bisa pidana.

“Bumdesa sendiri kan merupakan unit usaha. Karena itulah, ada yang gagal atau pun berhasil.
Namun, jika memang kegagalannya karena tidak ada unsur kesengajaan atau penggelapan, ya mau gimana lagi. Kalau ada unsur penyelewengan itu pasti pidana,” tuturnya.

Dilanjutkan oleh Yasin, di Jawa Timur ada 6.118 Bumdes. Hanya beberapa desa saja yang Bumdesnya mendapatkan pendampingan dari Klinik Bumdes Jawa Timur yang bekerjasama dengan CSR Sampoerna.

Bumdesa yang mendapatkan pendampingan ini dipilih minimal Bumdesa dengan kategori berkembang atau maju. Selanjutnya, yakni ada inisiasi dari warga masyarakat setempat.

“Ada inisiatif, dan ada bibit yang sudah berkembang. Baru kita masuk,” tutupnya.

Untuk informasi, objek wisata Tirta Agung, di Desa Sukosari Kidul, Kecamatan Sumber Wringin menjadi Bumdes salah satu dari empat kabupaten yang mendapat pendampingan dari klinik Bumdes Jawa Timur.

Selama sekitar lima bulan terakhir tim pengembangan Bumdes Tirta Agung mendapat penyuluhan, pendampingan, serta pelatihan. Sehingga, lahirlah satu produk wisata baru atau spot wisata baru di lokasi Tirta Agung, bernama Kala Senja.(och)