Indah dan Banyak Thermal, Megasari Jadi Site Gantole Terbaik di Jatim
- 23 July 2017
- 0
BONDOWOSO – Sejumlah penerbang gantole dari beberapa Kabupaten/Kota di Jawa Timur mengikuti kejurda gantole di Puncak Megasari, Kecamatan Ijen, Bondowoso. Selain mengikuti kompetisi, para penerbang yang akan membela Jatim dalam berbagai kejuaraan Nasional dan Internasional itu sekaligus mencoba Puncak Megasari. Beberapa peserta tersebut di antaranya juga pernah terbang dari puncak Megasari.
Manager Tim Gantole Jatim Sugeng Yanu mengaku,pihaknya bersyukur Megasari bisa digunakan sebagai tempat kejuaraan gantole. Sebelumnya, tim gantole Jatim juga sempat mensurvei beberapa tempat di Jawa Timur, seperti di Modangan, Donomulyo, Malang. “Gantole membutuhkan tempat pendaratan yang luas dan panjang, ternyata di Bondowoso ada sehingga kami tidak perlu keluar daerah,” kata Sugeng.
Baca Juga : Sudah Dilatih, Puluhan Guide Bondowoso Segera Berlisensi
Bahkan setelah melihat para atlet terbang, dia akan memperjuangkan agar tahun depan bisa dilaksanakan kejurnas gantole di Megasari, Ijen. Beberapa fasilitas penunjang yang ada di Megasari dan Kecamatan Ijen menurut dia juga sudah menunjang. Seperti penginapan dan rumah makan. “Hanya memang jalan perlu dipikirkan agar akses naik turun bisa lebih cepat,” kata Sugeng.
Kejurda yang berlangsung tiga hari itu sendiri mempertandingkan dua nomor, yakni kelas senior (A) dan kelas yunior (B). Di nomor senior, emas diraih Rizal, penerbang gantole dari Lumajang, diikuti dua penerbang dari Surabaya Abdul Mustofa (perak) dan Faiz (perunggu). Sedangkan di nomor yunior Ahmad Faisol dari Jombang berhak atas medali emas diikuti Fathur dari Banyuwangi, dan Teguh dari Bojonegoro.
Abdul Mustofa, penerbang Gantole dari Subayaaa mengaku dia dan teman-temannya sempat pesta termal di hari terakhir kejuraan, kemarin. Termal sendiri merupakan panas bumi yang berputar naik akibat bumi yang terkena matahari. Termal itulah yang membuat para penerbang terus terangkat hingga berjam-jam di atas Kecamatan Ijen. “Para atlet senior dan yunior sempat berputar-putar lama menikmati termal,” kata Mustofa yang sehari-hari berprofesi sebagai hakim di Bali ini. (esb)