
Minta Divaksin, Pelajar Kelas IV di SDN Tokelan Menangis Meronta-ronta
- 2 February 2022
- 0
SITUBONDO – Jika umumnya anak usia 6-11 tahun banyak yang takut jarum suntik, hingga enggan divaksin.
Namun berbeda dengan Dhika, pelajar di SDN 2 Tokelan, Kecamatan Panji.
Siswa kelas IV ini, justru menangis meronta-ronta karena ingin disuntik vaksin.
Hampir semua guru, hingga Kepala Desa (Kades) Tokelan, Misuri dan Polmas Panji Aiptu H Ali Nurrahman, ikut mencoba menenangkan anak tersebut.
Menurut Kepala Sekolah SDN N 2 Tokelan, Hariyono, tangisan Dhika dipicu oleh larangan mengikuti vaksin yang dilontarkan ke dua orang tuanya.
Alasannya, karena Dhika disebut oleh orang tuanya lahir prematur dan kecil.
“Kami beri pemahaman, namun ibu dari Dhika tetap tidak mengijinkan. Kami juga tidak bisa memaksa,” terang Hariyono dikonfirmasi Rabu (2/2/2022).
Dhika akhirnya kami ijinkan untuk di vaksin dan ketika itu juga Dhika langsung diam “,, imbuhnya.
Ia menyebutkan, pihaknya akhirnya memutuskan untuk tetap memvaksin Dhika. Karena, tak berhenti menangis.
Baca Juga : Ikuti Praktek Peradilan Semu, Mahasiswa FH Unibo Implementasikan Teori Hukum Acara
“Dhika akhirnya kami ijinkan untuk divaksin dan ketika itu juga Dhika langsung diam,” katanya.
Sementara itu di tempat yang sama, Kades Tokelan, Misuri menambahkan, pelaksanaan vaksinasi ini dilaksanakan bersama Puskesmas Panji.
Sasarannya yakni anak usia 6 – 11 tahun di SDN 2 Tokelan sebanyak 66 anak dan di SDN 3 Toklean ada 73 anak.
“Kami tetap bekerja sama dengan Nakes Puskesmas Panji melaksanakan vaksinasi,” jelasnya.
Ia pun mengklaim capaian vaksinasi untuk Desa Tokelan masuk peringkat pertama.
Terperinci, untuk vaksin dosis pertama telah 100 persen dari total sasaran 1.618 orang.
“Untuk dosis ke dua, kami mencapai 1.133 jiwa atau 70,02 persen,” pungkasnya.(Ipung)