Share

 

BONDOWOSO – Pengen jalan-jalan di akhir pekan? Tapi bingung mau kemana. Datang saja ke Museum Kereta Api Bondowoso.

Tamasya sekaligus belajar sejarah kereta api Indonesia. Tak kalah menariknya, ada banyak spot yang juga instagramable.

Museum Kereta Api di Bondowoso ini baru berusia sekitar dua tahun. Tepat, pada peringatan hari kemerdekaan, 17 Agustus 2016 lalu, Bupati Bondowoso ke 30, Amin Said Husni bersama Perwakilan PT Kereta Api Indonesia Daop 9, Rusi Haryono, meresmikan stasiun Kereta Api menjadi Museum Kereta Api pertama di Bondowoso.

Sebenarnya, gedung yang digunakan sebagai lokasi Museum, merupakan stasiun kereta api Bondowoso yang telah non aktif sejak 2004 silam.

Gedung yang sudah berusia puluhan tahun itu, disulap menjadi Museum yang menyajikam beragam informasi. Lengkap pula dengan puluhan benda-benda kuno perkeretaapian yang pernah digunakan sejak 23 Juni 1893, ketika stasiun Bondowoso berdiri. Seperti, lampu handsein kecil, pecok atau gancu, bel genta, tuas, dan masih banyak lainnya.

Tepat di bagian belakang stasiun,  terdapat sebuah gerbong kereta yang berdiri di atas rel kereta api yang pernah menjadi saksi bisu perjalanan panjang para pengguna kereta yang melaju dari Bondowoso-Penarukan.

Di bagian belakang  inilah, banyak dimanfaatkan oleh pengunjung untuk berfoto. Selain, karena adanya gerbong dan rel kereta. Model bangunan peninggalan Belanda, menambah kesan vintage. Semakin, menarik dengan bangku-bangku kuno yang terjajar rapi, tempat duduk untuk menunggu kedatangan kereta api.

Tak sedikit calon mempelai yang mengabadikan moment pre-wedding mereka disini.

 

Baca Juga : Pemerintah Desa Tak Perlu Takut Mengelola Anggaran

 

Puji Santoso, penjaga bagian depan Museum, menuturkan, setiap pengunjung yang hadir tidak perlu membayar. Cukup, mengisi data diri saja. Setiap hari Museum itu dibuka untuk umum, mulai dari Pukul 08.00 hingga 15.30 WIB.

“Disini itu pengunjung yang ramai biasanya tanggal merah dan akhir pekan. Pengunjung bisa sampai 50an lebih. Kadang juga hari-hari biasa ada anak sekolah yang datang jarena tugas sekolah” ungkapnya.

Sementara itu, Meta, salah seorang Pengunjung dari desa Wonosari, Kecamatan Grujugan, mengatakan, bahwa seringkali datang ke tempat tersebut. Bukan hanya untuk berswaphoto, namun juga ingin mempelajari sejarah perkerataapian.

“Saya kan tidak pernah melihat dan menaiki kereta api yang dulu operasi di Bondowoso. Jadi disini saya belajar sejarahnya. Biar setidaknya bisa tau sejarahnya kalau Bondowoso punya kereta api dulu,” pungkasnya.(och)