Share

SITUBONDO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Situbondo melalui Dinas Peternak dan Perikanan Disnakan setempat menggelar event Liga Perkutut Jawa Timur (LPJT) Seri V Bupati Cup III 2022, Sabtu (6/8/2022). Acara tersebut berlangsung di Lapangan Pabrik Gula Demas, Kecamatan Besuki.

Bupati Situbondo, Karna Suswandi, menyampaikan ada 960 pecinta burung perkutut dari Jawa maupun Luar Jawa yang mengikuti event tersebut. Di antaranya Bali, Madura, Jakarta, Semarang, Surabaya, Malang, Mojokerto, Blitar, Jember, Bondowoso, Probolinggo, Pasuruan, dan Situbondo.

“Laporan dari panitia untuk hari Sabtu ini ada tiga kelas yang diperlombakan. Yakni piyek senior 234 peserta, piyek yunior dengan 294 peserta, dan piyek henging dengan 252 peserta. Untuk Minggu besok ada dua kelas yang dilombakan. Yaitu kelas dewasa senior yang sudah daftar 90 peserta, dan dewasa yunior yang sudah daftar 126 peserta,” ucapnya.

Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Bung Karna ini menegaskan, pihaknya akan menggelar event serupa di setiap tahun. “Setiap tahun di bulan Agustus akan yang secara rutin dilaksanakan adalah lomba perkutut tingkat nasional. Saya harap Plt Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan bisa menterjemahkan pesan saya ini,” bebernya.

Bung Karna meminta kepada para peserta untuk menjaga sportivitas perlombaan. “Kami harap kepada dewan juri agar betul-betul bertindak adil dalam menilai. Jadi saya tegaskan tidak boleh ada keberpihakan terhadap Kabupaten Situbondo, tidak ada seperti itu. Semua peserta punya hak yang sama, karena ini menentukan untuk kualitas lomba,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua P3SI Pengda Situbondo, Basuki, menjelaskan untuk menghasilkan burung perkutut dengan kualitas unggul, dalam perawatannya memang membutuhkan kesabaran ekstra. “Beda dengan burung ocehan ya, bukan berarti burung ocehan itu negatif. Tapi inilah seni memelihara burung perkutut,” tukasnya.

Lebih jauh, Basuki menerangkan, bahkan burung perkutut yang sering juara harganya bisa mencapai ratusan juta hingga miliaran rupiah. “Burung yang dilombakan ini harganya gak ecek-ecek loh mas, bisa Rp300 sampai Rp500 juta. Bahkan ada yang pernah ditawar Rp2 miliar itu di Surabaya. Untuk menghasilkan burung perkutut yang bagus itu juga tergantung dari peternakannya, bagaimana ia menyilangnya supaya dapat keturunan yang bagus,” tutupnya.

Baca Juga : Ikuti Lomba Agustusan, Kadispendik Bondowoso Tak Sengaja Kena Pukul Pelepah Pisang oleh Sekretarisnya

Hadir dalam kegiatan tersebut, Bupati Situbondo Karna Suswandi, Kapolres AKBP Andi Sinjaya, Dandim 0823, Letkol Inf Bayu Anjas Asmoro, Sekdakab Syaifullah, Plt Kadisnakan Kholil, Jajaran OPD di Lingkungan Pemkab Situbondo, Forkopimka Besuki, P3SI Pengda Situbondo, dan P3SI Pengwil Jawa Timur.

Untuk diketahui, Pemkab Situbondo mengajak masyarakat dalam pemberantasan peredaran rokok ilegal di Kota Santri Pancasila. Sebab keberadaannya jelas merugikan negara, karena tidak ada pemasukan dari sektor cukai. Sehingga berdampak terhadap penerimaan pemerintah daerah dari DBHCHT.

Sekedar informasi DBHCHT Pemkab Situbondo tahun 2022 sebesar Rp55.748.515.000. Yang dikelola oleh beberapa OPD. Di antaranya Dinsos, Diskoperindag, Disnaker, Dispertangan, Dishub, dan Dinas PUPP, Satpol PP, RSUD dr Abdoer Rahem, RSUD Besuki, serta RSUD Asembagus.

Dana jumbo tersebut digunakan untuk pembangian BLT, pelatihan kerja, pembagian pupuk urea gratis kepada petani, pemasangan PJU, pembangunan RTLH, progam Tolop (tutup lubang -red), pembangunan jamban keluarga, progam sehat gratis (Sehati), penurunan angka stunting, pengadaan alat kesehatan (Alkes), rehap gedung rumah sakit, sosialisasi tentang cukai dan operasi pasar rokok ilegal. (ADV/OZI)