Share

BONDOWOSO – Destinasi Wisata Rengganis di desa Glingseran Kecamatan Wringin menjadi salah satu objek wisata yang cukup diperhitungkan di Bondowoso. Utamanya, kehadiran objek wisata tersebut dalam mengungkit pertumbuhan ekonomi warga sekitar.

Padahal destinasi wisata Rengganis ini baru dilaunching April 2017 lalu. Tapi hingga akhir 2017 (delapan bulan), tercatat sudah dikunjungi sekitar 27 ribu pengunjung. Rata-rata per minggu sekitar 700 pengunjung.

Sulaidi, Kepala Desa Glingseran, mengatakan, bahwa kesuksesan ini tentunya tak luput dari peran serta sejumlah pihak, Pemerintah Daerah dan Desa, tim Kompak (Kolaborasi Masyarakat dan Pelatanan untuk Kesejahteraan) termasuk Jurnalis.

Ia menjelaskan kehadiran wisata Air terjun Sulaiman ini juga bisa mengurangi angka pengangguran di desa Glingseran. Belum lagi, bermunculannya PKL (pedagang Kaki Lima) di sepanjang jalan menuju wisata yang menawarkan keindahan situs Megalithikum dengan Air terjun Sulaiman itu.

“Terbukti Glingseran ini banyak orang-orang yang kerja di luar. Tapi sekarang sudah ada 15 tenaga kerja yang saya pekerjakan di Glingseran di Pokdarwis. Dan juga PKL itu sekarang bertambah jadi 10 orang dari sebelumnya tidak ada sama sekali,” ujarnya.

Ia mengakui bahwa dalam prosesnya masih banyak hal yang perlu disempurnakan di desa Glingseran ini. Seperti infrastruktur, dan sarpras.

“PR ke depannya ini masih banyak terutama infrastruktur, sarpras, yang tujuan kami selanjutnya yakni akan menembus ke tancak yang kedua. Bagaimana akses jalan ke tancak dua ini bisa terlaksana,” jelasnya.

Sementara itu, Muhammad Rifky, Koordinator Kompak Kabupaten Bondowoso-Lumajang, menguraikan, desa Glingseran merupakan satu-satunya desa yang menjadi pilot project pendampingan Kompak dalam sektor pariwisata di kota Tape ini. Realisasinya, yakni mendampingi dalam menejerial dan marketing pariwisata.

“Karena di sini ada program pariwisata, kita beberapa tahun yang lalu mensupport baik di menejerial pariwisata maupun bagaiaman melakukan marketing pawirisatanya. Termasuk penguatan kapasitas SDM,” ujarnya.

Ia mengatakan dalam perjalanan pengembangan destinasi wisata Air terjun Sulaiman ini, tantangan terbesarnya yakni adalah merubah mindset masyarakat.

“Kalau kita intervensi dalam perubahan sistem selalu ngomong tentang mindset. Bagaiamana mindset pemdes, kecamatan dan masyarakatnya, itu yang masih jadi PR kita,” pungkasnya. (och)