Share

BONDOWOSO – Sejumlah warga Bondowoso mengaku kesal lantaran sering kesulitan mendapat bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite saat mengisi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

Sekalipun ada, terkadang mereka harus mengantri dengan durasi waktu yang tak sebentar.

Seperti diutarakan okeh Riski Adrian, warga Jalan Pelita, Kelurahan Tamansari.

Ia mengaku sudah empat hari terakhir ini seringkali saat akan mengisi BBM pertalite di SPBU sudah tertulis “Habis”. Padahal katanya, itu masih sekitar pukul 10.30 pagi.

“Pernah juga saya ngantri di SPBU Nangkaan, hingga 45 menit kemarin lusa (Minggu, 3 Oktober 2021, red),” ujarnya.

Pria akrab disapa Riski ini mengaku kesal lantaran kondisi itu mengganggu aktivitasnya. Akhirnya, mau tidak mau dirinya berkeliling mencari pengecer pertalite.

“Kan aneh, di SPBU nya sulit. Tapi stok di Pom mini selalu ada,” ujarnya.

Ia pun berharap setiap SPBU juga menyampaikan penyebab sulitnya mendapat BBM pertalite. Agar masyarakat tak resah, dan teredukasi.

“Kita hanya diberi tahu habis. Perlulah diedukasi juga masyarakat ini, agar tidak resah,” ujarnya.

Senada disampaikan oleh Wahyudi, warga Kelurahan Badean.

Baca Juga : Malam Apresiasi Vaksinasi Award, ini Daftar Kecamatan Penerima Bendera Emas dan Hitam

Dirinya pernah sampai terpaksa berkeliling mencari partalite. Karena, di dua SPBU yang didatangi, ada yang habis dan ada yang antriannya panjang.

“Karena tak dapat pertalite (di SPBU, red), ya sudah beli eceren. Padahal kalau beli eceren lebih mahal dan dapat lebih sedikit. Tapi mau gimana lagi, ” ujarnya.

Sementara itu, dikonfirmasi terpisah Jagir, Manager SPBU Tamansari, menerangkan, kondisi ini terjadi lantaran empat hari terakhir terjadi pengurangan pengiriman BBM jenis pertalite dan pertamax di seluruh SPBU. Baik di Bondowoso, Jember, Situbondo, dan Banyuwangi.

Pengurangannya tak tanggung-tanggung hingga 50 persen. Di hari biasa SPBUnya dikirimi sekitar 16 ribu liter. Namun kini hanya 8 ribuan liter.

Karena kondisi ini antrian panjang seringkali terjadi di Pom Bensinnya. Dirinya tak bisa memastikan ini terjadi sampai kapan.

“Sudah saya telponi pihak Pertamina tak ada yang angkat. SR nya juga sudah saya telponi tak diangkat. Katanya, stok di Pertamina menipis, jadi dikurangi,” katanya.

Namun, untuk mengurai antrian. Pihaknya terpaksa tak melayani para pengecer.

” Sementara tak saya layani dirigen. Sebetulnya tak papa dirigen, kan bukan barang subsidi. Sebetulnya, kasian juga kalau tak diberi. Tapi untuk sementara tak dilayani dulu,” jelas Jagir.

Kepala Bagian Ekonomi, Pemkab Bondowoso, Rahmatullah membenarkan, memang terjadi pengurangan pertamax dan pertalite di wilayahnya. Namun, untuk jumlah pastinya pihak SPBU yang mengetahui.

“Kaitan dengan kuota, per SPBU memang sudah ditetapkan oleh Pertamina berdasarkan tren penjualan. Harian itu laporannya,” jelas Rahmat.

Ia menjabarkan, pihaknya pun berharap agar masyarakat tidak resah. Hingga, panic buying.

Namun, ia memperkirakan jika nantinya kondisi semakin sulit. Pihaknya bersama Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) akan segera bersurat ke Pertamina.

“Kalau memang sangat darurat dan dibutuhkan. Kita juga nanti mengirim surat bersama Hiswanamigas untuk mengajukan permohonan,” pungkasnya.(och)