Warga Desa Botolinggo Keluhkan Belum Pernah Dapat Bantuan RTLH
- 17 August 2020
- 0
BONDOWOSO – Warga di Desa Botolinggo, Kecamatan Botolinggo mengeluhkan masih belum masuknya bantuan Rumah Tidak Layak Huni di wilayah mereka.
Tampak mayoritas rumah yang berada di sebelah timur Bondowoso itu, hanya berdindingkan bambu, dan berlantai tanah. Bahkan, ada yang hanya menggunakan kayu saja.
Andrianto, salah seorang warga yang rumahnya juga masuk kategori RTLH, menceritakan, belum pernah ada bantuan pembangunan RTLH dari pemerintah.
“Belum, sama sekali belum. Kalau daerah sini. Belum ada bantuan kayak itu. Bagi orang tak mampu, gak ada,” kata warga Dusun Cemper RT 30 RW 11.
Ia berharap pemerintah bisa membantu warga-warga fakir miskin di wilayahnya. Karena memang selain banyak RTLH, di dusunnya pun juga merupakan daerah tandus.
Mayoritas warga yang merupakan petani hanya bisa menanami sawahnya selama musim hujan. Karena kemarau di desa tersebut cukup panjang, rata-rata 7-9 bulan.
“Di sini tanamnya hanya jagung, singkong, dan kacang tanah. Saat hujan warga menanam. Empat bulan panen. Tanam lagi untuk kemarau, tapi dapat tiga bulan mati. Ya gagal panen,” imbuhnya, Minggu (16/8/2020).
Baca Juga : Gelar Tasyakuran Harjabo, Pemkab Bondowoso Kenang Jasa Ki Ronggo
Sementara itu, Kepala Desa Botolinggo Bondowoso, Santoso mengaku, bahwa di dusun Cemper sejauh ini masih belum ada bantuan RTLH dari pemerintah kabupaten.
Menurutnya, dari 16 dusun. Ada empat dusun yang sangat terpencil. Yakni dusun Cemper, Kedawung Timur, Kedawung Tengah dan Kedawung barat. “Rata-ata warga rumahnya tak layak huni,” terangnya.
Sementara pengalokasian DD untuk RTLH kata dia, masih ada beberapa kendala. Salah satunya payung hukum. “Kita juga ingin pengaspalan jalan. Karena tidak boleh untuk jalan poros, akhirnya yang kita bangun hanya jalan lingkungan, seperti pavingisa,” papaprnya.
Pihaknya berharap, pemerintah daerah Kabupaten Bondowoso, agar memberikan bantuan pembangunan RTLH untuk warga Desa Botolinggo. “Seperti Dusun Cemper dan Kedawung. Di Cemper lumayan jalannya. Kalau naik ke Kedawung lebih parah jalannya,” ungkap Santoso.(och)