Share

SITUBONDO – Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Situbondo terus meluas. Data dari Dinas Peternakan dan Perikanan setempat Minggu, 12 Juni 2022, ada 590 sapi yang terpapar PMK. Angka tersebut mengalami kenaikan signifikan dalam lima hari. Yakni Jumat, 17 Juni 2022, ada 900 an sapi yang terpapar PMK.

Sehingga hal tersebut menjadi perhatian serius Dinas Peternakan dan Perikanan setempat.

Plt Kadis Peternak dan Perikanan Situbondo, Kholil mengatakan, dari 900 sapi yang terpapar PMK, 100 ekor lebih bisa disembuhkan. “Untuk yang mati masih 0 kasus,” ucapnya kepada Jurnalis Memo Indonesia, Jumat (17/6/2022) sore.

Kholil menegaskan, sapi atau kambing warga yang mati selama ini bukan disebabkan oleh PMK. “Kalau njenengan (anda -red) mendengar ada ternak yang mati, itu setelah kami cek ternyata bukan disebabkan oleh PMK. Yang ngecek ini dokter hewan,” tambahnya.

Untuk memutus mata rantai penyebaran wabah PMK, Mantan Kepala DLH Situbondo ini menyampaikan, pihaknya beserta jajaran TNI-Polri telah menutup jalur masuknya ternak ke Kota Santri Pancasila. “Kita juga menutup sementara tiga pasar hewan di Situbondo. Yakni di Besuki, Asembagus dan Panarukan,” bebernya.

Lebih lanjut, Kholil mengungkapkan, pihaknya juta terus melakukan penyemprotan disinfektan di kandang-kandang ternak milik warga, dan menghimbau warga untuk menjaga kebersihan kandang ternaknya. “Kami juga melakukan isolasi di dusun atau RT yang sapinya banyak terpapar PMK,” imbuhnya.

Lebih lanjut, pria berkacamata ini mengakui, sejauh ini wabah PMK tersebut belum ada obatnya. “Obat menyembuhkan PMK tidak ada, kalau kenak PMK itu ya harus vaksin untuk mencegahnya kayak Covid-19 itulah,” bebernya.

Kholil mengklaim, sapi yang terpapar PMK dengan gejala ringan berhasil disembuhkan. “Untuk obatnya sejauh ini yang kita berikan seperti antibiotik, antipiretik, dan antiinflamasi,” tukasnya.

Baca Juga : Siapkan Penyangga Dampak Ekonomi Pekan Olahraga, Pemkab Bondowoso Buat Kampung Porprov

Untuk vaksinasi PMK, Kholil menyampaikan, pihaknya baru saja menghadiri rapat di provinsi. “Hasilnya mudah-mudahan bulan Agustus ini Pusvetma Surabaya bisa menghasilkan vaksin sendiri, maka itu bisa untuk melakukan vaksinasi kepada sapi yang belum terpapar. Karena kalau sapi yang sudah terpapar PMK itu tidak boleh divaksi,” tuturnya.

Sejauh ini, Kholil mengupayakan, pihaknya tengah mengajukan dana BTT untuk penanganan wabah PMK di Situbondo. “Karena wilayah kita inikah sudah ditetapkan darurat PMK, nah ini sedang dalam proses untu itu. Kalau sudah kelar nanti kita belanja obat untuk pengobatan pada sapi yang tersuspect PMK,” pungkasnya. (Ozi)