Upaya Rudi Ginting Membawa PPVI Mengembalikan Kejayaan Vanili Indonesia
- 13 November 2018
- 0
BONDOWOSO – Rudi Ginting adalah alumnus fakultas pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) yang kini aktif sebagai Ketua Perhimpunan Petani Vanili Indonesia (PPVI). Saat ini, Ia sibuk menuntaskan ekspesisi keliling Indonesia untuk memberikan penyuluhan pertanian kepada para petani vanili di belahan nusantara. Warga Jalan Supriyadi, No. 21 Perum Kademangan, Bondowoso itu bertekad untuk mengembalikan kejayaan Indonesia sebagai salah satu negara penghasil vanili terbaik dunia, setelah Indonesia di blacklist oleh pasar vanili International pada tahun 2004 lantaran ulah kecurangan yang dilakukan oleh pelaku usaha demi meraup keuntungan lebih besar.
“Indonesia sempat jadi negara pengekspor vanili terbesar dunia. Namun terjadi kecurangan yang dilakukan para pelaku usaha untuk memperoleh keuntungan, seperti dengan memasukkan pasir, paku dan kawat ke dalam vanili untuk menambah bobot. Akhirnya yang jadi korban petani,” ujar Rudi setelah kepulangannya dari Sulawesi ketika ditemui di Kebun Vanili miliknya di Desa Sumber Wringin , Minggu (10/11).
Sejauh ini Rudi telah menuntaskan ekspedisi di 13 Provinsi, diantaranya 6 Provinsi di pulau Sulawesi, Provinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, dan Bali.
Menurutnya, Indonesia masih memiliki kesempatan besar untuk kembali menjadi pengekspor vanili terbaik. Ia optomistis kejayaan itu segera kembali setelah menemukan masih banyaknya perkebunan vanili terbentang luas di beberapa daerah, salah satunya seperti yang Ia temukan di Sulawesi. Di sana Ia menemukan hamparan spot kebun vanili dengan varietas unggul yang pernah disebarkan Pemerintah dalam bentuk bantuan pada tahun 1994 hingga 1995. Disamping itu, Ia juga melihat rangking vanili yang tetap bertengger sebagai komoditas pertanian termahal di Dunia setelah bunga safron. Sebab, nilai satu kilogramnya saja ada di kisaran Rp5 juta sampai Rp6,2 juta.
“Peluang untuk mengembalikan kajayaan vanili sangat terbuka lebar. Saya tidak akan menyebutkan lokasi detailnya di mana, karena rawan pencurian. Jelasnya di Sulawesi,” paparnya.
Di mana pun Ia hinggap, Ia selalu memberikan motode perawatan vinili agar menghasilkan buah kwalitas ekspor. Mulai dari pembibitan, perawatan lahan, proses mengawinkan bunga, hingga pengolahan pasca panen. Disamping itu, Ia tak lupa memberikan suntikan motivasi sebagai tambahan semangat bertani.
Selain memberikan penyuluhan dan motivasi kepada anggota PPVI, Ia juga memberikan perlindungan pemasaran kepada setiap anggotanya. Melalui PPVI, Ia ingin seluruh petani senantiasa menjaga mutu vanili mulai proses tanam hingga panen tiba. Cara itu diyakininya sebagai cara tepat untuk meminimalisir kecuragan agar tidak kembali terulang.
“Tidak sedikit petani yang masih bertani dengan otodidak. Belum teredukasi cara menghasilkan buah vanili yang bagus dan bagaimana memasarkan vanili tidak melalui tengkulak-tengkulak. Itulah misi PPVI, dimana berupaya mengembalikan kejayaan vanili Indonesia dengan kwalitas baik,” tutupnya. (abr)