
Ulama Muda KH Nawawi Maksum Acungi Jempol Kesigapan Kapolri Kembali Ganti Kapolda Jatim
- 15 October 2022
- 0
BONDOWOSO – Melalui telegram Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mempercayakan jabatan Kapolda Jatim kepada Irjen Teddy Minahasa. Dia menggantikan pejabat sebelumnya, Irjen Nico Afinta.
Namun sayangnya, belum dilantik, nama Irjen Teddy Minahasa malah terseret dalam kasus jual beli narkotika. Atas keterlibatan dalam dugaan jual beli barang haram tersebut. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membatalkan telegram penempatan Irjen Teddy sebagai Kapolda Jatim.
Sebaliknya, Jenderal Listyo mengeluarkan telegram baru pergantian Kapolda Jatim dan memutasi Irjen Teddy Minahasa ke tempat lain. Dalam telegram yang beredar, Irjen Pol Teddy Minahasa Kapolda Sumatera Barat yang semula dimutasi sebagai Kapolda Jatim diubah menjadi Yanma Polri TTK.
Sementara Irjen Pol Toni Harmanto menggantikan Teddy Minahasa. Di mana sebelumnya dia merupakan Kapolda Sumatera Selatan.
Oleh karena itu, ulama muda Jawa Timur, KH Nawawi Maksum mengapresiasi langkah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang dengan cepat membatalkan telegram penugasan Irjen Teddy sebagai Kapolda Jatim. “Ini sebagai bentuk ketegasan Kapolri dalam memerangi narkoba. Siapapun yang diduga menjadi pelakunya,” katanya.
Pihaknya meyakini, bahwa di bawah pimpinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit, tidak ada toleransi bagi pengguna atau pengedar barang haram tersebut. Apalagi jika terjadi di tubuh Polri. “Ketegasan Kapolri dalam mengambil sikap, merupakan upaya mengembalikan kepercayaan publik kepada Polri. Dan Insyaallah itu akan terwujud,” imbuhnya.
Baca Juga : Hari Penglihatan Sedunia, RSUD Besuki Gelar Operasi Katarak Gratis
Selain ketegasan Kapolri kata dia, hal ini tentu juga karena profesionalitas Kadiv Propam yang baru, Irjen Pol Syahardiantono. “Dengan profesionalisme yang tinggi itulah. Insyaallah anggota Polri akan menjadi polisi yang presisi, dikagumi dan dipercaya oleh masyarakat,” jelas dia.
Menurutnya, perubahan itu akan terjadi jika perubahan itu dimulai dari diri sendiri, baru bisa merubah orang. “Ini saya kira sudah dilakukan di tubuh Polri, dengan menindak tegas anggota yang melanggar. Sebagaimana komitmen Kapolri, dan diikuti oleh Kadiv Propam yang baru,” paparnya.
Bahkan sudah dijelaskan dalam agama kata dia, bahwa perubahan itu harus dimulai dari internal. Yakni diri sendiri dan keluarga.
“Jadi ada bahasa dalam agama itu, kita diminta melindungi diri sendiri dan keluarga dulu dari api neraka. Maksudnya mulai dari diri sendiri dan lingkungan terdekat agar tidak terjerumus dalam jurang kenistaan. Oleh karena itu, Kapolri tegas menindak anggota yang melanggar,” paparnya. (abr)