Share

BONDOWOSO – Tak terima ibunya dimakamkan dengan protokol Covid-19, seorang pemuda berinisial S di Bondowoso diamankan oleh Polres setempat.

Pemuda tersebut diamankan lantaran mengancam petugas dengan mengacung-ngacungkan samurai.

Pemuda berusia 20 tahun itu, bahkan berteriak mengatakan tak percaya pada virus Corona.

Kapolres Bondowoso, AKBP Erick Frendriz, mebenarkan pihaknya mengamankan seorang pemuda tersebut.

“Betul. Ada penolakan dari anaknya. Agar ibunya tak dimakamkan secara protokol COVID-19,” katanya.

Ia mengaku pihaknya telah melakukan upaya persuasif melalui Kades dan tokoh masyarakat. Namun, pemuda itu bersikeras menolak.

 

Baca Juga : LSM Genta Situbondo Desak Camat Turun Tangan Permasalahan di Desa Kotakan

 

Bahkan, sempat mengancam menggunakan samurai. Hingga, mengancam akan membakar mobil polisi.

Data dihimpun, kejadian bermula saat Maryati (41), warga Desa Kajar, Tenggarang dinyatakan meninggal karena positif COVID-19 di RSUD dr Koesnadi, berdasarkan hasil Swab PCR.

Proses pemulasaraan jenazah akhirnya menggunakan protokol kesehatan COVID-19. Juga melibatkan sebagian anggota keluarga dengan APD lengkap dan sesuai syariat Islam.

Namun pada saat proses pemakaman di desa setempat terjadi penolakan keras oleh salah satu anak penyintas, yakni inisial S (20), juga warga setempat. Ia ngotot agar ibunya dimakamkan secara umum, karena ia tak pernah percaya COVID-19.

Puluhan aparat terdiri Ton Dalmas Polres, Kodim, Satpol PP, dan lainnya akhirnya diterjunkan untuk mengantisipasi hal terburuk serta membubarkan kerumunan massa.(och)