Share

SITUBONDO – Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Situbondo menggandeng Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP) Kementerian Kelautan dan Perikanan, dalam penggunaan pakan alami Phronema SP sebagai makanan udang vannamei. Tujuannya untuk meningkatkan hasil panen udang vaname di Kota Santri Pancasila.

Percontohan tersebut dilakukan di tambak tradisional kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) Sonar Barokah Abadi, Kampung Pesisir, Desa Ketah, Kecamatan Suboh, Situbondo.

Plt Kadisnakan Situbondo, Kholil, mengatakan dengan penggunaan pakan alami Phronema SP terbukti mempercepat pertumbuhan udang vannamei. Sehingga berdampak terhadap hasil panen.

“Alhamdulillah hasilnya sangat memuaskan. Biasanya dengan teknologi tradisional yang digunakan pembudidaya udang vaname skala rumah tangga itu rata-rata produksinya hanya 1,5 ton per-hektare. Tetapi setelah menggunakan Phronema ini bisa mencapai lima ton per-hektare,” ujarnya, Selasa (30/8/2022).

Menurut Mantan Kepala DLH Situbondo ini keunggulan dari pakan alami Phronema SP adalah tidak mencemari lingkungan dan modalnya yang rendah. “Sehingga bisa menghemat belanja biaya pakan, dan juga ini mudah untuk dilakukan. Dengan begitu teman-teman pembudidaya skala rumah tangga yang bermodal rendah bisa ikut berperan serta membudidayakan udang vaname ini,” imbuhnya.

Untuk itu, Kholil menyampaikan, meminta kepada penyuluh perikanan Disnakan Situbondo untuk menyebarkan luaskan penggunaan pakan alami Phronema SP kepada pembudidaya udang vaname skala rumah tangga yang ada di Kota Santri Pancasila. “Nanti kami ajarkan bagaimana teman-teman pembudidaya ini bisa membuat Phronema SP ini sebagai stok makanan. Sehingga penggunaan makanan dari pabrik bisa berkurang,” tegasnya.

Baca Juga : Bung Karna Serahkan Paket Sedekah Korpri untuk 46 Panti Asuhan

Sementara itu, Kepala Puslatluh KP pada Kementerian Kelautan dan Perikanan, Lilly Aprilya Pregiwati, menjelaskan pakan alami Phronema SP diberikan kepada udang vaname minimal berusia 20 hari. “Sehari satu kali ya waktunya di pagi hari. Jadi satu ekor udang vaname diberi makan empat ekor Phronema,” bebernya.

Lebih jauh, Lilly mengungkapkan, dengan pemberian pakan alami Phronema juga bisa meminimalisir angka kematian pada udang vaname. “Hasil uji coba di sini dengan luasan kolam 400 meter persegi dengan tebaran 14 per-meter persegi, alhamdulilah bisa survive selama 96 hari sebanyak 76 persen,” pungkasnya.

Lilly optimis, pembudidaya udang vaname skala rumah tangga di Situbondo tertarik dengan penggunaan pakan alami Phronema SP. “Tentunya kami serta Dinas Peternakan dan Perikanan Situbondo harus serius dalam mendukung usaha masyarakat. Oleh karena itu, upaya menyiapkan SDM itu jadi sangat penting. Sehingga pelatihan dan penyuluhan ini langkah yang efektif,” tutupnya. (OZI)