Share

BONDOWOSO – Lima Rumah potong hewan di Bondowoso dinilai belum representatif. Kondisi itu menjadikan belum satupun RPH di Bondowoso memliki NKV (Nomer Kontrol Veteriner). Lima RPH itu di antaranya, RPH Kecamatan Kota, Maesan, Prajekan, Wonosari dan Pujer.

Keberadaan NKV ini sangat penting dalam dunia potong hewan. Dengan NKV maka diyakini produk daging yang dihasilkan semuanya sudah ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal).

Cendy Herdiawan, Kabid Kesehatan Hewan, Kesmavet, dan P2HP (Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, Dinas Pertanian Bondowoso, mengatakan sebuah RPH itu bisa mendapatkan NKV ini jika sarana dan prasarana memadai dan sesuai dengan standar.

Adapun yang dmaksud dengan sesuai standar ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, di antaranya sumber air di RPH itu harus besar, dan airnya itu harus siap minum.

 

Baca Juga : FDS Bisa Kacaukan Sistem Pendidikan di Daerah

 

“Kenapa harus air siap minum, kalau kita siramkan ke sapinya kenak ke dagingnya, kan kandungan bakterinya kita tidak pernah tau,” ujarnya.

Selain itu, bangunan gedung RPH juga harus sesuai dengan standar yang ditentukan, yakni dindingnya harus porselen supaya mudah dibersihakan. Selain itu ada penggantung, lampu, alurnya harus dipisah antara daging, jeroan, tulang, kepala. Ada cooling unit, blasting, penampungan darah, kandang istirahat sapi, pengolahan limbah, serta insinilator.

“Di Bondowoso RPH yang masih lumayan yang di Kecamatan kota, ada kandang perisitirahatnnya. Tapi itu pun juga masih ada beberapa yang perlu dibenahi dan ditambahi. Di antaranya sumber air yang masih kecil, tidak ada insenalator, pengolahan limbahnya juga masih sederhana. Harusnya pengolahan limbahnya tidak berbau,” Katanya pada Memo Indonesia.

Menurut Cendy, Kabupaten Bondowoso masih belum mampu menyedikan itu semua. Hal ini terkendala oleh anggaran. Kalau berkaca pada Kabupaten tetangga, untuk sebuah RPH representatif diperlukan dana Rp 6- 7 M. “Kita aja dananya nggak nyampek 1 M,” ungkapnya.

Untuk itu, dari tahun ke tahun pihaknya terus mengajukan anggaran untuk perbaikan RPH. “Dari dana yang ada kita perbaiki satu persatu. Seperti kemarin, kita perbaiki RPH Maesan, kita buatkan paving. Jadi perbaikannya berkelanjutan,” pungkasnya.
(och/esb)