
Suami Sakit, Misyati Kerja Serabutan Sembari Gendong Anak
- 11 February 2022
- 0
BONDOWOSO – Sepasang suami istri di Desa Mangli, Kecamatan Pujer mendadak viral.
Karena terhimpit ekonomi sementara sang suami bernama Abdurrahman sakit cukup lama. Sehingga, membuat istrinya Misyati terpaksa bekerja serabutan sembari menggendong anaknya yang masih balita.
Kondisi ini pun menjadi viral karena akun tiktok @lienaangel9 , membagikan kisah keluarga tersebut di media sosial. Bahkan, dalam video itu tampak Misyati bekerja mengolah tanah untuk membuat batu bata sambil menggendong anaknya yang masih kecil.
Misyati, yang berdomisili di Desa Maskuning Kulon RT/11, RW/03, Kecamatan Pujer, menerangkan, dari bekerja membuat batu bata dirinya mendapatkan penghasilan dalam satu hari sekitar Rp. 20 ribu.
Hasil itu ia gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari bersama suami, ke empat anaknya, dan ayah mertuanya.
“Seharinya bisa dapat Rp. 19 ribu sampai Rp. 20ribu. Dihitung dapatnya, 1.000 bata itu Rp. 15 ribu,” ujarnya.
Ditanya tentang suaminya yang sakit, Misyati mengatakan, dulu saat diperiksa suaminya disebut sakit asam urat.
“Saat suami sakit dan tidak bisa bekerja. Saya yang bekerja, kalau ada yang nyuruh kerja, kadang kerja jadi buruh tani, kadang mengolah batu bata,” ujarnya.
Baca Juga : Mendag: Yuk Datang ke Pameran Tenun Batak
Sementara itu pantauan di lokasi, kondisi rumah yang mereka tempati berukuran sekitar 5×8 meter berdinding gedek. Kamar mandinya pun tak layak. Bahkan, untuk aliran listrik mereka numpang ke saudaranya.
Mengetahui hal tersebut, Sekretaris Camat Pujer, Indra Kusuma Atmaja, S.H bergerak cepat dengan mendatangi langsung Abdurrahman yang tinggal di rumah orang tuanya itu. Dan dari hasil kesepakatan bersama keluarga, akhirnya Abdurrahman dibawa ke Puskesmas Pujer untuk dirawat secara gratis.
“Ketika ada orang tidak mampu, orang sakit, kita tidak perlu banyak mikir. Lakukan, laksanakan, tolong dulu, baru kita pikir,” ujar Sekcam Indra.
Kepala Desa Maskuning Kulon, Kecamatan Pujer Sudarsono menerangkan bahwa secara administrasi mereka adalah warga Maskuning Kulon. Namun ternyata dengan berjalannya waktu, mereka pindah sementara ke Desa Mangli Pujer yang merupakan rumah orang tuanya.
Mereka bahkan telah memiliii Kartu Indonesia Sehat (KIS). Namun diakui oleh pemilik hilang.
“Secara administrasi dia orang Maskuning Kulon RT 11,”ungkapnya saat dikonfirmasi di Puskesmas Pujer.
Sudarsono menerangkan, bahwa dirinya telah mengetahui kondisi Abdurrahman yang sakit, dan ia sering menyambanginya. Bahkan pihaknya pernah meminta kepada Abdurrahman untuk dirawat di Puskesmas atau Rumah Sakit.
“Saya sudah pernah ajak untuk dirawat, tapi waktu itu tidak mau. Mungkin karena masalah finansial,” pungkasnya.(och)