Share

 


BONDOWOSO – Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divre Bondowoso-Situbondo kembali menggelar operasi pasar (OP). Kali ini, untuk wilayah Bondowoso OP dilaksanakan di Pasar Induk, Kamis (3/1).

Dalam OP tersebut pihaknya menjual beras, gula, tepung, dan minyak dengan harga yang lebih murah dari harga pasar.
Untuk beras medium dihargai Rp 8.200 per kg ukuran 50 Kg, Rp 8.400 ukuran 5 kg. Sementara gula Rp 10.500, tepung Rp. 6.500 untuk RPK, sementara di pasaran harganya Rp. 7.000, dan minyak Rp 12.000.
Wakasub Divre Bulog Bondowoso, Dadan Irawan menjelaskan, OP tersebut diselenggarakan untuk menstabilkan harga. Pasalnya menurut data dari Pemerintah Pusat diperkirakan pada perayaan natal dan tahun baru telah terjadi kenaikan harga sejumlah bahan pangan. Oleh karena itu, secara serentak digelarlah OP ini. Adapun OP tersebut merupakan program KPSH (Ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga) dari pemerintah pusat.

“Karena melihat kecenderungan kenaikan harga pangan. Kemudian dintruksikan ke Dirut kami agar dilakukan operasi pasar. Akhirnya Dirut instruksikan ke semua Divre, untuk melaunching KPSH, di wilayah masing-masing,” ungkapnya usai melepas keberangkatan truk pengangkut komiditi OP di Gudang Bulog, desa Kembang.

Ia menerangkan jumlah bahan pangan yang digelontorkan dalam OP ini, yakni beras medium sebanyak 10,5 ton, dan sekitar 0,5 ton, terdiri dari gula minyak dan tepung.
“Kalau misalkan sepi, tidak ada yang beli. Nanti akan dicoba untuk masuk ke pemukiman-pemukiman,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan, Diskoperindag Bondowoso, Suhartono, menerangkan, memang telah terjadi kenaikan harga untuk komiditi beras di Bondowoso, yakni sekitar Rp 250 – Rp 500 untuk beras medium, dari harga sebelumya Rp 9.500 per Kg. Kalau tiga pangan lainnya, tepung, gula, dan minyak masih harga stabil.

“Penyebab terjadi kenaikan harga beras karena pasokan. Sekarang musimnya kan, ada yang baru musim tanam.,” ungkapnya.
Menurut Suhartono, pihaknya memang hanya merekomendasikan OP dilaksanakn di satu titik yakni Pasar Induk Bondowoso. Alasannya, untuk menekan harga itu tentunya gejolak yang paling tinggi konsumennya yakni di Pasar Induk. (och)