Share

SITUBONDO – Owner Balad Group, HRM. Khalilur R Abdullah Syahlawiy kembali memberikan kabar terbaru dari bisnis Vietnam dan Indonesia. Kata pria yang akrab disapa Jih Lilur itu, bisnis teratas yang sudah, sedang dan akan menjadi Bisnis Prioritas antara Indonesia dan Vietnam adalah bisnis Perikanan; Ekspor Benih Bening Lobster (BBL) .

Kata Jih Lilur, bisnis kedua yang sudah, sedang dan akan selalu menjadi urutan kedua karena malu untuk diakui. Sebab dianggap kotor dan membawa pencemaran adalah bisnis batubara dan ekspor batubara. “Sedangkan untuk bisnis pertanian dan impor beras,” kupas Jih Lilur.

Lebih lanjut, Jih Lilur membahas keberadaan E-BARA (Ekspedisi Barong Nusantara) dan E-BARA (Ekspor Batubara). Ia menjelaskan udang barong adalah nama Bahasa Indonesia dari lobster meskipun masyarakat Indonesia sudah lebih familiar dengan sebutan lobster.

“Perlu diketahui Vietnam sudah berbudi daya lobster sejak tahun 1992. Vietnam juga melibatkan banyak Perguruan Tinggi untuk melakukan penelitian tentang cara terbaik berbudi daya lobster. Hasilnya adalah mereka menjadi Jawara Eksportir Lobster terbesar di Dunia,” ujarnya, Rabu, 25 September 2024.

Sejak tahun 1992 sampai tahun 2024, tambah Jih Lilur, perkembangan budi daya lobster Vietnam meningkat dengan pesat. Terbukti pada tahun 2024 budi daya lobster Vietnam sudah menyentuh angka miliaran ekor lobster dan budi daya lobster Vietnam terletak di tiga sentra provinsi, yakni Phu Yen; Khan Hoa dan Ninh Thuan.

“Hasil Penelitian Vietnam untuk budi daya Lobster secara garis besar ada tujuh hal, yakni berbudi daya di kedalaman laut, di keramba jaring apung ditenggelamkan di bawah permukaan air laut di kedalaman variatif mulai tiga meter, lima meter, tujuh meter. Kedua berbudi daya di teluk tertutup dan ketiga, teluknya tidak berombak,” beber Jih Lilur.

Selanjutnya, tambah Jih Lilur, keempat teluknya tidak bergelombang; kelima teluknya tidak berarus; keenam di kedalaman teluk di posisi air laut surut adalah lima meter dan ketujuh, tingkat keasinan tinggi dan jauh dari aliran air tawar.

Jih Lilur memaparkan, agar bisnis looster berhasil maksimal, pihaknya belajar berbudi data di Vietnam. Ini saking seriusnya ingin menjadikan Indonesia sebagai jawara ekspor lobster dunia, secara khusus Jih Lilur datang ke Vietnam untuk belajar budi daya lobster di Vietnam.

“Saya datangi tiga provinsi sentra utama budi daya lobster Vietnam dengan banyak distriknya. Pertama Provinsi Khan Hoa (Distrik Nha Trang
dan Distrik Cam Ranh). Kedua, Provinsi Phu Yen (Distrik Son Cau, Distrik Phu Hoa, Distrik Tay Hoa, Distrik Tuy An). Untuk ketiga Provinsi Ninh Thuan (Distrik Phan Rang, Distrik Tuan Bach
dan Distrik Ninh Puoc),” papar Jih Lilur.

Jih Lilur memastikan ia sudah mampu mengadopsi, meramu dan ke depan siap memodifikasi budi daya lobster di Indonesia. Sehingga lebih baik dari di Vietnam.

Selain itu, Jih Lilur juga melakukan evaluasi ekspor benih bening lobster. Sebab secara umum harga BBL di Vietnam dapat diibagi menjadi tiga harga. Pertama, volume keperluannya adalah 1 miliar ekor. Ini harga terendah 2 US$ per ekor (2 Miliar US$ per tahun). Kedua harga moderat adalah 4 US$ per ekor (4 Miliar US$ per Tahun).

“Ketiga harga tertingginya adalah 7 US$ per Ekor (7 Miliar US$ per tahun). Nah, Jika dihitung secara Moderat Harga per Ekor 5 US$, maka Transaksi per Tahun akan mencapai angka sekitar 77 Triliun,” papar Jih Lilur.

Baca Juga : Ra Hamid Akan Buka Pintu Komunitas Global Bagi Pemuda Bondowoso

Masih kata Jih Lilur, untuk budi daya lobster Vietnam kini sangat bergantung pada Indonesia, kenapa? Karena “bibit lobsternya” atau benih-benih lobsternya didatangkan dari Indonesia. Berhubung Indonesia tidak melegalkan ekspor benih lobster, maka Vietnam memperolehnya melalui Jalur penyelundupan.

“Saking gurihnya bisnis ekspor benih bening lobster ini, tercatat dalam sejarah Indonesia salah satu menteri Ditangkap KPK karena terlibat ekspor BBL,” kata Jih Lilur.

Jih Lilur menandaskan, sejak Januari 2024, Republik Indonesia bersama Republik Sosialis Vietnam bersepakat untuk kembali melegalkan bisnis jual beli benih bening lobster. Namun KKP merubah dengan bahasa ekspor benih bening lobster menjadi berbudi daya lobster di luar negeri.

“Nanti Setelah pulang ke Indonesia, saya akan melakukan Klarifikasi pada Menteri KKP dan atau membawanya ke aparat penegak hukum baik Polri maupun KPK,” janji Jih Lilur.

Bagaimana dengan Budi Daya Lobster di Indonesia? Kata Jih Lilur, saat ini di Indonesia juga banyak orang berbudi daya lobster, terbanyak di Kampung Lobster Lombok Timur NTB 200.000 ekor. Budi daya lobster di Kampung Lobster di NTB ini, sambung Jih Lilur, juga dilakukan di teluk. Namun kedalamannya hanya sekitar lima meter, teluknya dangkal dan kotor, perlu dikembangkan lebih baik lagi.

“Jangan bandingkan budi daya lobster di Indonesia yang di satu lokasi terbesarnya hanya ada 200.000 ekor dengan budi daya lobster di Vietnam yang 1 miliar ekor. Di satu teluk di Vietnam bisa berbudi daya dari 20.000.000 Ekor sampai 200.000.000 ekor.
Indonesia jelas jauh tertinggal,” paparnya.

Ke depan Jih Lilur juga akan membawa Indonesia mengalahkan Vietnam dalam berbudi daya lobster. Sebagai langkah kongkretnya, saya sudah membuat dua induk perusahaan yang sudah memiliki 56 anak perusahaan. Yakni Balad Grup – Bandar Laut Dunia Grup, sudah mengajukan Proposal budi daya di Teluk Rote Ndao NTT dan Gugusan Teluk Kangean Sumenep Jatim. Sisanya sedang berproses pengajuan budi daya di Kepri, Sulut dan Maluku.

“Selanjutnya saya berharap bisa mampu berbudi daya di 567 Teluk di 27 Provinsi di Indonesia,” paparnya.

Jih Lilur juga mengupas pasar lobster terbesar lobster dunia adalah China. Apalagi saat tahun baru China, miliaran lobster membanjiri China. Bayangkan
1 ekor lobster dengan berat 1 kilogram per ekor bisa berharga Rp1,8 juta, 1 ekor lobster dengan berat 2 kilogram per ekor bisa berharga Rp4 juta.

“Secara umum Vietnam memanjang utara selatan. keperluan batubara Vietnam di bagian utara Vietnam lebih kecil dari Vietnam Selatan. Hal ini terjadi karena kebutuhan batubara Vietnam utara tercukupi dari suplai batubara produksi sendiri di Vietnam Utara,” jelasnya. (Ozi)