Share

BONDOWOSO – Volume sampah di Bondowoso per hari mencapai 173 kubik. Kondisi ini tidak seimbang dengan luasan lahan TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yang hanya seluas 1,6 hektar. Ironisnya, dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi di Bondowoso, jumlah sampah masih diprediksi akan terus meningkat.

“Kalau TPA luasan hanya 1,6 hektar, jadi sudah overload, karena TPA itu umurnya pengadaaan sejak 1993. Jadi bisa dibayangkan dengan jumlah kepadatan pendudk yang begitu pesat. Otomatis volume sampah juga semakin meningkat,” ujar Yuni Dwi Sri Handayani, Kasubag Perencanaan dan Evaluasi, Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan, dalam acara peringatan HPSN (Hari Peduli Sampah Nasional) di CFD, Minggu (18/2).

Menurut Yuni, DLHP telah berupaya untuk mengurangi timbunan sampah di TPA dengan cara membudayakan bank sampah di masing-masing RT. Selain itu kata Yuni, pihaknya juga membuat rumah kompos yang tersebar di beberapa titik di Bondowoso.

 

Baca Juga : Tukar Sampah dengan Sekarung Pupuk Kompos

 

“Bank sampah yang sudah kita bina ada 15. Kalau pengelolaan kompos ada lima, di Tamansari, Kotakulon, Prajekan, Tenggaran, dan Koncer,” jelasnya.

Lebih jauh Yuni menjelaskan melalui bank sampah ini masyarakat bisa memilah sampah organik dan non organik yang bisa menghasilkan keuntungan secara ekonomi. Seperti, dengan sampah organik bisa diolah menjadi pupuk kompos, kemudian sampah plastik dan kertas yang memiliki nilai ekonomi bisa dijual.

Sementara untuk pengelolaan sampah yang tersebar di lima titik itu, kata Yuni, pihaknya bisa mengelola tiga meter kubik sampah per hari.

“Kita masih manual (pengelolaannya) karena peralatan yang terbatas, tapi ada juga alat yang sudah modern tapi kapasitasnya kecil,” pungkasnya. (och)