
Rutin Dilanda Banjir, Akses Jalan Desa Ini Terputus
- 21 April 2017
- 0

Saiful Mukti, salah satu warga menjelaskan banjir bandang itu disebabkan oleh guyuran hujan yang begitu deras sejak siang, sekitar pukul 13.00 WIB. Namun, hanya berselang dua jam, terjadilah banjir bandang. “Hujannya sekitar dua jam dan memang cukup besar,” ungkapnya.
Di desa ini, lanjut dia, memang langganan banjir. “Ketika musim hujan tiba hampir setiap hari selesai hujan banjir bandang datang,” jelas Saiful kepada Memo Indonesia.
Salah satu warga yang setiap harinya melintasi jembatan tersebut menyampaikan, meski pun status desanya bagian dari kabupaten Situbondo, namun kegiatan ekonomi, kesehatan dan pendidikan warga banyak bergantung pada kecamatan Pakem, Bondowoso. Hal tersebut dikarenakan akses menuju Bondowoso lebih dekat walaupun aksesnya melewati jalan setapak.
“Warga desa ini memang banyak melalukan kegiatan di kecamatan Pakem, menyekolahkan anak ketika masuk SMP dan SMA, menjual hasil panen, belanja kebutuhan pokok bahkan ketika warga disini sakit ya dibawa ke Puskesmas Pakem, kalau ke Situbondo butuh dua jam untuk sampai disana. Makanya ketika sudah terjadi banjir, warga desa kami tidak bisa melakukan apa-apa,” ujar Fauzun, yang berprofesi sebagai buruh ojek.
Fauzun juga berharap, agar pemerintah segera membangun jembatan tersebut supaya warga desanya tidak lagi resah dengan datangnya banjir.
Sebelumnya, Dinas PUPR Bondowoso telah menggaet investor asal Swiss untuk membangun jembatan gantung di lokasi tersebut sebagai akses penghubung antar kabupaten. Tentunya dengan adanya jembatan gantung tersebut, apa yang menjadi harapan warga Sumberargo menjadi kenyataan. (abr/esb)