Rumah Terduga Teroris di Surabaya Mulai Sepi
- 20 June 2017
- 0
SURABAYA – Suasana rumah terduga teroris Agus Tri Mulyono alias Jenggot (37) yang berada di jalan Tanah Merah II/21Surabaya berangsur-angsur mulai sepi setelah Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 anti teror Mabes Polri selesai melakukan penggeledahan. Petugas pun sudah melepas Police Line atau garis polisi dari depan gang rumah tersebut.
Istri Agus Tri Mulyono, Benti Alfiah(37), mengaku kaget bukan kepalang jika suaminya itu telah ditangkap oleh Densus 8.
“Saya tidak tahu apa-apa. Kata tetangga, suami dibawa empat orang terus dinaikkan motor honda Beat warna hitam,” kata ibu 4 orang anak itu.
Sang suami ditangkap Densus 88 kasus dugaan terorisme,dia mengaku sama sekali tidak percaya dan mengada-ada. Sebab selama ini, kata Alfiah, suaminya bekerja sebagai penjual sayur, berangkat jam 06.00 pagi.
“Setelah itu, pukul 13.00-16.00 suami saya juga nyambi sebagai kurir ekspedisi” ujarnya
Baca Juga : Ini Sembilan Prioritas Alokasi Anggaran PAPBD Bondowoso 2017
Dengan wajah terlihat pucat, Alfiah lantas menceritakan sedikit kisah hidupnya bersama sang suami. Sebelum tinggal di Surabaya, keluarga Agus berpindah-pindah. Mulai di Malang lalu di Nganjuk hingga akhirnya di Surabaya. Alfiah pun cuma bisa pasrah saat polisi menggeledah rumahnya.
“Saya bisa apa. Ya saya bilang ke bapak polisi, silakan saja dicari kalau ada. Wong yang dibawa itu cuma HP mati, HP loakan,” katanya.
Saat itu Alfiah menjelaskan bahwa kondisi suaminya sebenarnya sedang tidak enak badan dan setelah tahu suaminya ditangkap, dia berusaha menghubungi keluarga besarnya.
Soal dugaan video suaminya sedang menenteng senjata AK-47 di Suriah yang viral di Youtube, Alfiah yakin bahwa itu bukan suaminya. Karena selama 12 tahun menikah, suaminya tidak pernah keluar Indonesia.
“Wong Paspor saja kami nggak punya, bagaimana bisa ke luar negeri. Saya kasih tahu ya, selama ini saya dan suami nggak pernah ke luar negeri. Paling jauh ya cuman di wilayah Jawa Timur saja,” lanjutnya.
Tapi Alfiah juga membenarkan, bahwa suaminya memang menyimpan buku-buku Islam Fundamentalis. Buku dan majalah tersebut ikut dibawa oleh polisi. Selama ini, Alfiah tahu betul. Namun, dia menegaskan jika Agus, sang suami, bukanlah seorang teroris dan buku-buku itu hanya untuk menambah pengetahuan tentang agama.
“Memang suami saya ada buku-buku organisasi Islam. Tapi apa salahnya kalau baca itu, kan nggak dipraktikan,” pungkasnya. (sga/ron)