Rumah Aksara Hijau Resmi Dibuka Untuk Warga Buta Aksara
- 23 August 2017
- 0
PROBOLINGGO – Rumah Aksara Hijau untuk warga buta aksara telah resmi dibuka, Rabu (23/8). Kegiatan yang diselenggarakan oleh Iptek Bagi Wilayah (IBW), dan KKN Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Kelompok 14 dan 13.
Pada acara tersebut, turut mengundang BAPPEDA (Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah), Kepala Desa serta beberapa perangkatnya, Tutor (Tenaga Pendidik) serta seluruh peserta Buta Aksara dan warga sekitar Musholla Babul Jannah di desa Ambulu sebagai tempat peresmiannya.
dari dua Rumah Aksara Hijau di desa Banjarsari dan desa Ambulu, kecamatan Sumberasih, kabupaten Probolinggo. Peresmian tersebut merupakan program lanjutan setelah pelatihan modul untuk peserta usai dilakukan tanggal (27/7) lalu.
Program yang telah dilaksanakan ini bekerja sama dengan Kemen Ristek Dikti, IbW, serta KKN UMM kelompok 14 dan 13.
Penyediaan Rumah Aksara tersebut guna memfasilitasi peserta Buta Aksara dalam proses pembelajaran yang akan dilakukan secara terstruktur yang akan didampingi oleh Tutor sebagai tenaga pendidik.
Mereka akan dibekali keterampilan membaca dan menulis mulai dari tingkat dasar, tingkat lanjutan, dan tingkat kesetaraan. Hal ini menjadi solusi dan kabar baik bagi warga buta aksara untuk dapat belajar.
Baca Juga : Usai Pesta Sabu, 3 Pemuda Diringkus Polisi
“Pembelajaran ini menyenangkan tutor-tutornya juga menyenagkan dan proses belajar yang akan dilakukan di musholla menjadi lebih nyaman,” kata Siti Mauda selaku peserta Buta Aksara.
Program ini bertujuan untuk memperkecil angka Buta Aksara di wilayah desa Ambulu dan Banjarsari.
Program tersebut berlangsung mulai tahun 2016 yang diawali dengan pengetahuan dan keterampilan budi daya lele.
Pada program tahun ini IbW bersama dengan KKN UMM 14 dan 13 fokus pada pemberantasan buta aksara dengan memberikan modul pembejaran yang mana di dalamnya diwadahi dengan bekal keterampilan budi daya lele.
Hal ini akan menjadi pembelajaran yang berkesinambungan dimana mereka dapat belajar membaca dan menulis serta mendapat ilmu terkait dengan budi daya lele.
“Kita itu kepingin warga mempunya dua keterampilan, jadi kita juga menciptakan lapangan pekerjaan tanpa meninggalkan tugas utama yaitu menambah penghasilan tanpa meninggalkan pekerjaan,” ungkap Peny Setyowati, S.Pd yang akrab disapa Bu Peny, selaku ketua PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat).
Seluruh program yang terlaksana tidak serta merta berjalan dengan lancar.
“Kendala dari segi waktu, jadi kita mengikuti warga untuk jam ngajar karena warganya kerja,” ungkap Bu Peny. (ufa)