Share

BONDOWOSO – Pasien positif Covid-19 asal Desa Grujugan Kidul, Kecamatan Grujugan mengeluhkan minimnya fasilitas ruang isolasi di RS Paru Pancoran. Tidak adanya sejumlah fasilitas dasar seperti kipas angin dan televisi membuat pasien tidak betah bahkan merasa stres.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Desa Grujugan Kidul, Nawawi, yang mengaku heran atas pengakuan warganya. Pasalnya, saat peninjauan ruang isolasi kampung tangguh pihaknya ditegur keras oleh tim penilai karena tidak terdapat televisi sebagai media hiburan agar pasien tidak jenuh.

“Ternyata di tempat ruang isolasi warga saya yang kena Covid malah nggak ada TV dan kipas anginnya,” jelasnya saat ditemui awak media, Selasa (8/9/2020).

Untuk itu dia berharap, jika terdapat warga yang dinyatakan positif terpapar Covid-19, maka perawatan dan kondisi ruang isolasi benar-benar dipersiapkan.

 

Baca Juga : Pertanyakan Keterlibatan Bacabup Karna dalam Proyek Air Bersih, Kejari Bondowoso : Tidak Ada Persoalan, Airnya Hidup

 

Sementara Plt. Direktur RSUD Koesnadi Bondowoso menerangkan bahwa pelayanan isolasi untuk pasien Covid-19 hanya menyediakan kelas 3. Sedangkan untuk ruangan yang terdapat TV dan kipas untuk kelas 2 ke atas.

“Pasien Covid itu tidak ada kelasnya. Semua kelas 3,” jelasnya singkat.

Menurutnya, ruang isolasi di rumah sakit berbeda dengan kampung tangguh yang dikelola warga. ” Kalau rumah sakit beda pelayanannya karena memang sebagai tempat perawatan,” lanjutnya.

Dia melanjutkan, meski ruang isolasi di Rumah Sakit tidak ada TV dan kipas angin, pasien diperbolehkan untuk membawa handphone sebagai media hiburan.

“Jadi kalau mau bawa kipas ya silahkan minta bawakan keluarga,” tutupnya. (abr)