Share
Miarso Hadi, peternak lebah madu di dusun Kunci, Desa Negororejo, Kecamatan Lumbang Probolinggo

PROBOLINGGO – Pemandangan akan hewan lebah terlihat disepanjang jalan desa di wilayah Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, Propinsi Jawa Timur. Dari informasi yang dikumpulkan awak media, bahwa hampir di setiap desa di Kecamatan Lumbang ini ada peternak lebah madu.

Data pada tahun 2015 silam, produksi madu lebah di Kecamatan Lumbang mencapai 500 ton lebih.

“Ini sepertiga dari hasil peternak lebah madu nasional. Karena kebutuhan madu secara nasional berdasarkan penelitian ITB, antara 3500 – 4000 ton baru dicukupi 1000 – 1500 ton, sementara 70% sisanya masih impor,” jelas Camat Lumbang Bambang Heriwahyudi kepada media, tadi siang.

Dari 1500 ton madu yang dicukupi oleh suport nasional tersebut, menurut Bambang Heriwahyudi, sepertiganya disuport dari Kecamatan Lumbang.

“Ke depannya, terkait dengan pakan lebah akan dikembangkan terus, disamping ada produk turunan dari madu, dengan adanya suport pakan lebah harapannya produksi dan kualitas semakin meningkat,” terangnya lagi.

Untuk peningkatan produksi kata Bambang Heriwahyudi menyampaikan, bahwa Pemkab Probolinggo berkomitmen melalui dinas instansi terkait akan melakukan kerja sama dengan Universitas Surabaya (Ubaya) dalam pelatihan dan bimbingan kepada para peternak.

“Arahnya, disamping untuk menyuport kebutuhan madu secara nasional, juga ada produk turunan dari madu ini yang bisa dikomersialkan, seperti untuk sabun cair, padat maupun hand body,” ungkapnya.

 

Baca Juga : Penerima PKH Bisa cairkan di kantor Bumdes

 

Tahun 2018 mendatang, dikatakan Bambang Herwahyudi ada bantuan mesin dari Kementerian melalui Ubaya untuk peternak lebah madu.

“Bantuan tersebut berupa mesin untuk peningkatan standart kualitas madu dan kebersihannya,” ujarnya.

Dan mengenai pemasaran atau penjualannya nanti melalui Koperasi yang sudah dibentuk oleh peternak lebah saat ini, ada sekitar 10 kelompok peternak lebah madu yang sudah bergabung di Koperasi ini.

“Kecamatan Lumbang, sangat bagus untuk ternak lebah madu, sebab merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi untuk pengembangan lebah madu yang bisa menghasilkan kualitas madu yang berkualitas.

Karena letak geografis alamnya, lebah madu Lumbang menghasilan madu lebah yang berkualitas, dengan kandungan kadar air hanya mencapai 24% – 25% jauh lebih rendah dibanding kadar air madu lebah dari daerah lain yang ada di Indonesia.

Salah satu peternak lebah asal Dusun Kunci, Desa Negororejo, Kecamatan Lumbang, Miarso Hadi (45), kepada media menjelaskan bahwa madu lebah Lumbang kandungan kadar airnya lebih rendah dibandingkan madu lebah dari daerah lain. Madu lebah Lumbang kandungan kadar air hanya mencapai 24% -25%, sedang madu lebah dari daerah lain kandungan airnya mencapai 35 % – 40%.

“Usaha ternak lebah madu di Lumbang menurut saya sangat potensi/prospektif. Karena geografis alamnya sangat mendukung. Kendalanya bila ada angin kencang atau gunung bromo erupsi saja. Saya usaha ternak lebah madu ini sejak 8 tahun silam, terinspirasi oleh keberhasilan kakak saya yang lebih dulu melakukan usaha ternak lebah madu ini,” kata Miarso.

Sebelum menggeluti usaha ternak lebah madu ini, saya dulu kerja sebagai sales produk minuman segar dan makanan ringan selama 10 tahun. Setelah mengetahui usaha ternak madu lebah yang dilakukan oleh kakak saya berhasil dan lebih prospek, saya akhirnya memutuskan berhenti bekerja sebagai sales, dan ikut usaha ternak lebah madu.

“Dan Alhamdulillah, setelah 8 tahun saya berternak lebah madu ini, sekarang saya sudah memiliki 200 kotak/stup lebah madu, yang setiap musim panen, selama enam bulan, saya bisa mendapatkan hasil penjualan madu lebah ini hingga Rp.500 juta,” ungkap Miarso.

Dia menjelaskan, ternak madu lebah itu musiman, 6 bulan musim panen dan 6 bulan musim paceklik, dan sekarang ini merupakan awal masuk musim paceklik. Sedang kendalanya bila ada angin kencang atau gunung bromo erupsi. Madu lebah itu banyak jenisnya, ada madu lebah apokat, kesambi, randu, sengon, mangga dan lain lain. Dan yang paling banyak dipesan oleh pedagang maupun konsumen itu madu lebah randu. Mengenai harganya pun variatif, Rp.70 ribu/botol hingga Rp.80 ribu/botol.

“Sementara ini madu lebah saya pasarkan sesuai pesanan, diantaranya Semarang, Solo, Jogyakarta, Surabaya, Malang hingga Bali. Sementara ini yang paling banyak dipesan oleh pedagang maupun konsumen itu madu lebah randu”, terang priya yang pernah menjadi sales minuman segar dan makanan ringan ini. (afu)