Pupuk Urea Bersubsidi Di Bondowoso Berkurang 48%
- 10 January 2020
- 0
BONDOWOSO – Tahun ini alokasi berbagai jenis pupuk bersubsidi di Bondowoso mengalami pengurangan signifikan. Untuk jenis urea di tahun 2019 masih 36.783 ton sekarang menurun drastis hingga 18.814 ton. Artinya terjadi pengurangan hingga 48%. Sedangkan kebutuhan pupuk urea petani Bondowoso mencapai 36 ribu ton lebih.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Diserta) Bondowoso Dwi Wardana mengungkapkan, penurunan tersebut berdasarkan Surat Keputusan Provinsi Jatim yang diterimanya tanggal 9 Januari kemarin. Tak hanya jenis urea, jenis lain pupuk lain juga mengalami pengurangan subsidi.
Menyikapi pengurangan tersebut, Disperta telah melakukan rapat koordinasi dengan sejumlah stake holder terkait seperti Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) dan sejumlah distributor dan agen. Selain memberikan informasi kepada distributor, rapat koordinasi tersebut juga untuk mengantisipasi terhadap adanya gejolak para petani.
“SKnya turun tanggal 9 makanya segera melakukan rapat organisasi memberikan informasi juga agar tidak terjadi gejolak petani,” ungkap Dwi Wardana, Jumat (10/1) usai rapat.
Baca Juga : Polres Bondowoso Tanam Ribuan Bibit Pohon
Dwi menjelaskan, setiap tahun penggunaan pupuk sudah sesuai dengan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompoktani (RDKK). Namun pemerintah pusat menilai bahwa pengajuan pupuk sesuai RDKK tidak sesuai dengan kebutuhan. Sehingga pemerintah pusat membatasi kuota pupuk bersubsidi untuk memberikan pembelajaran kepada petani agar tidak menyalahgunakan pupuk bersubsidi.
“Karena pengurangan subsidi ini menimbulkan kekhawatiran juga. Begitu pupuk di drop sesuai kebutuhan malah ternyata “over”. Jika menimbulkan gejolak nasional maka saya yakin pemerintah akan mengambil kebijakan lagi,” tukasnya.
Berikut daftar pengurangan jenis pupuk bersubsidi. Urea turun 48% dari 36.783 ton menjadi 18.814 ton. SP36 turun 57% dari 1.665 ton menjadi 712 ton. ZA turun 63% dari 15.166 ton. NPK turun 26% dari 8.438 ton menjadi 6.251 ton. Organik turun 79% dari 5.006 ton menjadi 1.037 ton. (abr)