Primata Lutung Jawa Mudah ditemui di Pegunungan Ijen
- 6 April 2021
- 0
BONDOWOSO – Lutung Jawa merupakan salah satu satwa dilindungi. Di kawasan Gunung Ijen, primata ini masih bisa ditemui berkeliaran di kawasan hutan Gunung Ijen. Pasalnya, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) wilayah V terus melakukan upaya pelestarian agar Lutung Jawa tak punah.
Kepala Seksi Konservasi BBKSDA Wilayah V, Purwantono mengatakan pihaknya saat ini melakukan pendataan jumlah populasi Lutung Jawa. Proses monitoring di habitat Lutung Jawa rutin dilangsungkan.
“Namun, yang jelas Lutung Jawa masih ditemui di jalur pendakian Gunung Ijen. Terkait data populasi akan kami telusuri baik langsung terjun di lapangan maupun melalui literatur yang ada,” jelasnya melalui sambungan telepon, Selasa (6/4/2021).
Ia menyebutkan, ketersediaan pangan bagi Lutung Jawa terbilang mencukupi. Habitatnya satwa tersebut pun dipertahankan keberadaannya.
Primata bernama lain Trachypithecus Auratus berkeliaran di atas pepohonan. Makanan jenis hewan diurnal alias hewan yang aktif di siang hari ini di antaranya dedaunan, buah-buahan, dan larva serangga.
Baca Juga : Dalam Sehari Satreskoba Situbondo Ungkap 2 Kasus
“Ketersediaan pangan cukup. Kawasan vegetasi di bawah gunung Ijen masih hijau dan rimbun. Kami melakukan pembinaan habitat atau menanaman tanaman yang disukai Lutung Jawa,” paparnya.
Beberapa upaya konservasi lain yang rutin dilakukan, lanjut Purwantono yakni membangkitkan kepedulian masyarakat akan keberlangsungan hidup satwa dilindungi. Karena tak dipungkiri, perburuan liar satwa dilindungi masih kerap terjadi.
“Beberapa masyarakat telah menyerahkan secara sukarela Lutung Jawa kepada kami. Kemudian Lutung Jawa itu kami titip rawat ke Javan Langur Center (JLC). Butuh rehabilitasi sebelum lepas liar. Rehabilitasi bertujuan untuk mengembalikan sifat liarnya. Karena saat dipelihara satwa akan ketergantungan oleh pangan yang selalu disediakan,” Pungkasnya.
Berdasar catatan Javan Langur Center, populasi Lutung Jawa di Jatim hanya sekitar 2.700 ekor pada 2010. Data tersebut diperoleh dari penelitian melalui temuan atau penampakan hewan tersebut. (abr)