Petugas KPPS Kehilangan Anaknya Saat Menjalankan Tugas Demokrasi
- 26 April 2019
- 0
BONDOWOSO-Pasangan muda Lupnatul Hairoh (20) dan Muhammad Abdul Fawaid harus ikhlas menerima kenyataan bahwa bayi yang tengah dikandungnya meninggal dunia sebelum dilahirkan. Terlebih, meninggalnya anak pertama mereka terjadi saat, Lupnatul Hairoh tengah bertugas sebagai anggota KPPS, di TPS 10, Dusun Karang Anyar Desa Gunung Sari, Kecamatan Maesan.
Ditemui awak media di kedimannya, Dusun Karang Anyar RT 16 RW 05 Desa Gunung Sari, Lupnatul ditemani suaminya, Muhammad Abdul Fawaid bercerita bahwa pada hari pencoblosan, 17 April 2019 kemarin, dirinya bertugas sebagai KPPS 4 atau penerima undangan. Selama pemungtan suara berlangsung, dirinya merasa baik-baik saja. Namun, sakit perut luar biasa dirasakan oleh Lupnatul saat proses penghitungan surat suara pertama. Demi lancarnya proses penghitungan, dia berusaha ntuk menahan rasa sakit itu dan melanjutkan proses pengitungan surat suara presiden hingga selesai.
“Habis itu, saya izin ke kamar mandi. Ternyata saya pendarahan. Jadi anak saya hilang saat penghitungan surat suara sedang berlangsung,” katanya.
Baca Juga : MGMP Sejarah SMA di Bondowoso Kunjungi PIMB
Meski sudah tahu dirinya pendarahan, dan dengan kondisi perut sakit, dia tetap melanjutkan bekerja. Waktu penghitungan itu, dia bertugas melipat surat. Sekitar Maghrib, lanjutnya, dia pergi lagi ke kamar mandi, dan pendarahannya belum selesai juga. Namun, perempuan kelahiran 9 Januari 1999 itu, tetap melanjutkan tugasnya dalam proses pungut-hitung hingga pukul 05:00 WIB pagi.
“Baru setelah itu, saya pulang dan istirahat. Namun, tetap perut saya merasakan sakit,” lanjut perempuan yang akrab disapa Lupna tersebut.
Dia bersama keluarganya, kemudian memutuskan untuk periksa ke bidan desa setempat, dan hasilnya menunjukkan bahwa janin yang baru berumur kurang dari tiga bulan itu, sudah tiada.
“Kata bidan saya terlalu kelelahan, dan berpengaruh pada kandungan. Apalagi, kandungan saya lemah katanya,” jelasnya pada awak media.
Keduanya mengaku sangat sedih, dan merasa kehilangan dengan kecelakaan yang menimpa calon anak mereka. Apalagi, anak pertama.
Meski harus kehilangan calon anaknya, baik Lupnatul Hairoh maupun Fawaid, mengaku bangga karena bisa ikut menyukseskan pesta demokrasi lima tahunan, yakni Pemilu serentak tahun 2019.(och)