Share

SURABAYA – Sebanyak 81 orang Penyandang Masalah Kesejahteraan Surabaya (PMKS) terdiri dari 56 penderita Psikotik dan 25 Gelandangan-Pengemis (Gepeng) dipulangkan ke kampung halamannya oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Mereka diijinkan pulang setelah dinyatakan sembuh oleh tim dokter spesialis jiwa.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berpesan kepada penyandang PMKS, agar tidak kembali ke Surabaya dan setelah tiba di daerah asalnya diharapkan mendapat pekerjaan yang layak.

“Kota Surabaya ini dikontrol terus, jadi tolong jangan kembali, jika tidak ada yang dikerjakan,” katanya saat memulangkan PMKS di halaman Taman Surya.

PMKS yang dipulangkan hari ini, dijelaskannya, bukan berasal dari Surabaya melainkan dari luar Surabaya. Mereka yang dipulangkan berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, DKI Jakarta, Sulawesi, NTT (Flores Timur) dan DIY.

“Selama perjalanan mereka didampingi 1 dokter, 7 anggota pendamping dan 2 orang perwakilan dari Dinsos,” jelasnya.

Diakuinya, proses pemulangan PMKS, pihaknya telah berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah (Pemda) setempat agar mau menampung dan merawat PMKS setibanya di kota masing-masing. Baginya, koordinasi ini penting dilakukan agar nasib para PMKS tidak terlantar melainkan sudah memiliki wadah yang jelas.

 

Baca Juga : Pemkot Gandeng BI, Risma Resmikan Parkir Meter di Surabaya

 

“Saya sudah meminta bantuan sekaligus menjelaskan kepada kepala daerah dan gubernur setempat bahwa sudah bertahun-tahun warganya ditampung di Liponsos keputih surabaya dan sudah dinyatakan sembuh oleh tim dokter,” ujarnya.

Diungkapkannya, pemulangan PMKS ini dilakukan karena ruangan yang ada di liponsos keputih sudah tidak cukup.

“Dalam sehari pasien PMKS selalu bertambah 1 sampai 3 orang, kan lama-kelamaan tidak cukup ruangannya, kalaupun diperlebar gedungnya kami juga sulit untuk merawat dan mengawasinya,” ungkapnya.

Disampaikan wali kota, ketika hendak memulangkan PMKS, ditambahkannya banyak daerah yang mengatakan kami tidak manusiawi. Menurutnya, setiap hari kami beri makan, bahkan jauh dari orang normal, lalu diberi obat, tim dokter rutin datang tiap hari dan memberi pakaian layak. Alasan lain, pemda dan pihak keluarga tidak ingin menerima mereka karena menganggap penderita PMKS adalah beban.

“Mereka itu  manusia, siapa yang mau jadi gila, bisa saja kami lempar keluar, tetapi kami tidak mau karena mereka juga sama seperti kita. Mereka bukan barang yang bisa dilempar-lempar begitu saja,” pungkasnya.

Sekedar diketahui, pemulangan PMKS kali ini, Pemkot Surabaya menyediakan 11 mobil dengan rute jawa timur dan 2 bus rute Jawa Tengah dan Jawa Barat sedangkan yang berada di luar jawa menggunakan moda transportasi kapal laut dan pesawat. (sga)