Share


BONDOWOSO – Potensi keuangan pemerintah Kabupaten Bondowoso disebut sangatlah terbatas. Dari jumlah APBD sekitar Rp 2 trilliun dinilai tak mampu mencukupi kebutuhan dari kabupaten yang dikenal sebagai kota tape itu. Apalagi, disebutkan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari jumlah APBD tersebut, tidaklah sampai 10 persen.

“Terkait dengan kekuatan APBD kita tahuan 2018-2019, kalau kita membaca kekuatan APBD tidak berbeda banyak. Itu ada sekitar Rp 2 trilliun lebih sedikit. Yang prosentase uang kita sendiri, dari PAD itu tidak sampai 10 persen. Karena PAD kita tidak sampai 200 milliar, itu kondisi,” demikian dijelaskan oleh Farida, kepala Badan Perencanaan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bondowoso, Senin (18/3).

Ia menjelaskan pihaknya tak bisa memberatkan masyarakat dengan meningkatkan retribusi, agar kebutuhan Bondowoso terpenuhi. Oleh karena itulah dengan kondisi demikian maka diperlukan injeksi dana, baik itu dari pemerintah provinsi maupun dari pemerintah pusat untuk mempercepat gerakan pembangunan di Kabupaten Bondowoso.

“Seandainya tarif pajak retribusi kita naikkan 100 kali, sehingga kebutuhan kita terpenuhi. Tapi apa di sisi lain masyarakat kita akan terbebani, kita tidak mau itu. Jadi semuanya sinergi, sepanjang kita bisa berupaya untuk bisa mengait program-program provinsi dan pusat, sinergi dengan program kita. Kenapa tidak kita lakukan,” terangnya.

Ia mengaku bahwa salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah dalam mencari dana ke pemerintahpusat dan provinsi. Yaknu pada Musren Provinsi di minggu pertama bulan April 2019 ini, merupakan waktunya mengentry program-program yang menjadi isu-isu strategis untuk kemudian bisa dicover provinsi ataupun nasional.

“Ini merupakan upaya. Dan mudah-mudahan upaya ini untuk menarik program-programnya provinsi dan nasional lebih banyak ke kabupaten Bondowoso,” terangnya.

 

Baca Juga : 23 Tahun PTPN XI, Ikut Berperan Dalam Pembangunan Guna Tingkatkan Kualitas Kehidupan dan Lingkungan

Menurutnya, pemerintah pusat dan provinsi memiliki dua program dalam menyuktikkan dana ke pemkab. Pertama program spesifik grant, yakni merupakan tujuan nasional dan tujuan provinsi. Kemudian block grant itu membantu kabupaten mewujudkan visi dan misinya.

Di samping itu, kata Farida, upaya lain yang dilakukan yakni dengan video berdurasi sekitar 10’menit yang menggambakrna berbagai potensi dan kekurangan yang terjadi di Bondowoso.

“Jadi tadi sudah contohnya kami sudah menayangkan video kami buat video itu, kami berikan sangu untuk dibawa. Sehingga provinsi bisa meneropong, apa potensi kita. Dan nanti tanggal 20 besok lusa akan kami bawa ke Jakarat ke Bappenas bersama Pak Bupati, untuk menyampaikan kepada pusat. Ini loh Bondowoso, ini loh kekurangan Bondowoso,” pungkasnya.(och)