Share


BONDOWOSO – Pemerintah Daerah Bondowoso akan mengkaji ulang rencana pemindahan pasar hewan ke Poncogati pada 2019 ini.

Menurut Wakil Bupati Irwan Bachtiar Rahmat, Rabu (20/2), hal tersebut terjadi lantaran adanya temuan BPK. Namun demikian, ia tak menyebut secara rinci temuan yang dimaksud.

“Itu temuan BPK, jadi itu harus kita eksekusi,” terangnya.

Ia menerangkan bahwa pihaknya harus melihat kondisi, seperti jalan yang dinilai tidak layak dan tidak sesuai dengan kelas jalan jika hendak dijadikan sebagai pasar hewan.

“(2019 kemungkinan tidak bisa direalisasikan?) masih dalam kajian. Kepindahan disana jangan sampai justru berdampak buruk. Kita membangun ini kan dampaknya untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat,” tuturnya.

Dwi Wardana, Kepala Dinas Pertanian, menerangkan, relokasi pasar hewan ke Poncogati memang tidak bisa dilakukan pada tahun 2019 ini. Alasannya, tambatan ternak yang terbangun di pasar hewan terpadu, Poncogati, masih terbangun sekitar 50 persen. Jumlah ini tidak mencukupi seperti di pasar hewan yang lama.

“Itu belum bisa mencukupi di pasar hewan terpadu yang baru. Karena masih 50 perse, sehingga kalau masih mau direlokasi khususnya itu tamabtan harus terpenuhi dulu sebanyak 500 tambatan,” tutur mantan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan ini.

 

Baca Juga : Lantik TP PKK Kabupaten, Bupati Salwa : Perempuan Tiang Negara

Ia menerangkan untuk tahun sekarang pihaknya tidak punya anggaran untuk menambah tambatan itu. Logikanya, maka itu belum bisa terealisasi 2019 ini. Namun, jika nantinya pada PAK 2019 ini, pihaknya mendapatkan anggaran khususnya untuk memenuhi tambatan ternak. Meskipun lahan belum memenuhi syarat keseluruhan, masih bisa dilakukan.

“Karena tidak mungkin ternak itu ditaruh ditambatan yang terasiring. Jatuh sakit, kakinya patah, yang kena siapa? Pemda. Jadi kita memberikan layanan kepada pasar hewan terpadu itu harus salah satu memenuhi persyaratan untuk ternak besar itu. Kalau ternak kecil, tidak masalah saya. Burung itu tidak masalah. Tapi kalau untuk ternak besar resikonya sangat besar untuk para pedagang,” kata Dwi saat dikonfirmasi Jum’at (22/2).

Menurut, Dwi Wardana, paasar hewan terpadu di Poncogati itu sudah direncanakan sejak 2015 lalu. Masterplannya sudah terancang rapi. Pada saat itu hanya tersedia sekitar 1,7 hektar. Sehingga ada kekurangan 0,8 hektar .

“Itu harus direalisasikan pada tahun 2017, kalau tidak salah,” pungkasnya.(och)