Share

 

BONDOWOSO – Setelah berhasil memasarkan beras organik ke Jepang, Malaysia dan Singapura. Kini giliran, Hungaria yang menjadi bidikan Gapoktan Al Barokah untuk mengekspor produk mereka.

Menurut Mulyono, Ketua Gapoktan Al Barokah, dipilihnya negara tersebut lantaran sudah ada eksportir yang meminta produk beras organik desa Lombok Kulon itu. Namun demikian, sebelum benar-benar menandatangani PKS (Perjanjian Kerjasama) dengan Hungaria, pihaknya masih perlu melengkapi beberapa administrasi yang menjadi persyaratan khusus untuk ekspor ke negara yang ada di Eropa tengah itu.

Diantaranya, predikat halal, BPOM, merk, serta barcode.

“Insyallah, saya mulai besok (Jum’at, 18/10) saya akan melengkapi persyaratan-persyaratan. Karena kemarin memang persiapannya bukan ke Hungaria, tapi ke Belgia. Ternyata eksportirnya minta ke Hungaria,” tuturnya usai mengikuti rapat tertutup persiapan ekspor ke Hungaria, di Lombok Kulon, Kamis (17/10).

Ia mengaku bahwa pihaknya diberi waktu minimal satu bulan untuk kemudian terus bisa ekspor ke Hungaria. Sejauh ini, lahan yang telah bersertifikat internasional di Lombok Kulon mencapai 20,9 hektar. Dengan produksi per bulan mencapai 12 ton beras organik.

 

Baca Juga : Penuh Perjuangan, Pemkab Bondowoso Kebut Pembangunan Air Bersih Kawah Wurung

 

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Munandar mengatakan, untuk mengekspor beras organik ke Hungaria, hal pertama yang diperlukan yakni PKS. Biasanya, jangka waktu PKS tersebut yakni sekitar lima tahunan. Oleh karena itu, pihaknya saat ini tengah merampungkan beberapa hal yang diperlukan.

“Yang kita butuhkan itu kontrak, atau PKS, yang kurang lebih lima tahun. Kita sekarang tengah melakukan win win solution terkait hal-hal yang perlu kita persiapkan,” tutur Munandar pada Awak Media.

Ia menerangkan ketersedian beras organik untuk ekspor ke Hungaria sangat mendukung. Karena sudah ada beberapa desa yang mensupport beras organik. Diantaranya, desa Sumber Malang, Sulek, Lombok Kulon masing-masing sebanyak 20 hektar.

“Lahan itu yang betul-betul mendukung beras organik itu 60 hektar. Selain yang sudah ada,” urainya.

Adapun, Suhartono, Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Koperasi dan Perdagangan Bondowoso, mengatakan pihaknya siap mendampingi dan menjadi fasilitator dalam pengurusan berbagai administrasi.

“Antara lain yang masih diurus, merk masih dalam proses, halal masih dalam proses. Untuk barcode dan BPOM itu masih dalam pengajuan,” kata Suhartono.

Dari persyaratan ini, kata Hartono, pihaknya juga akan membantu pengurusan ijin karantina. Yakni, untuk barang biji-bijian khususnya beras organik.

“Ini nanti berkaitan dengan spesifikasi dengan para importir. Kadar proteinnya berapa, kadar airnya berapa. Itu ada spesifikasi khusus ini yakan menentukan bahwa ekspor ini akan berlanjut dan kontrak akan berkesinambungan,” pungkasnya.

Hadir dalam rapat tersebut diantaranya, yakni Plt. Sekda Karna Suswandi, Asisten 2 Pemkab Bondowkso Agus Suwardjito, Sejumlah perwakilan Bank Indonesia dan Bank Jatim Bondowoso serta PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) Lombok Kulon.(och)