Share

BONDOWOSO – Ketua DPC PKB Bondowoso, Ahmad Dhafir, turut berpartisipasi membangun kembali rumah nenek Sahruya (60) yang hangus diterpa kebakaran beberapa waktu lalu.

Kedatangan Ahmad Dhafir di Desa Kupang, Curahdami disambut haru. Nenek Sahruya yang baru ditinggal mati suami itu berterima kasih kepada politisi senior PKB yang akrab disebut Pak Ketua itu.

“Alhamdulillah Pak Dhafir membantu saya. Terima kasih bapak. Ini sangat berguna untuk membangun kembali rumah saya,” ungkap nenek Sahruya yang kini tinggal sebatang kara itu.

Pada kesempatan itu, Ahmad Dhafir meminta nenek Sahruya untuk tetap tegar dalam dalam menjalani kehidupannya. Karena Ahmad Dhafir yakin pertolongan Yang Maha Kuasa pasti ada.

“Ini bagian dari program PKB peduli wong cilik. PKB bisa meringankan beban masyarakat yang tertimpa musibah. Selama kita punya kemampuan pasti kami membantu,” ungkapnya yang saat itu didampingi oleh sebagian pengurus PKB.

Ahmad Dhafir menegaskan bahwa kehadirannya tidak mengandung unsur kepentingan politik. Melainkan panggilan kemanusiaan yang harus ditunaikan oleh Partai PKB kepada warga NU.

“Ini bukti bahwa kehadiran kami tidak bernilai polotis,” tegasnya.

 

Baca JugaSatlantas Bondowoso Gelar Operasi Patuh Semeru 2019 Selama 14 Hari

 

Lewat pemberian bantuan tersebut pula, Ahmad Dhafir ingin agar kebiasaan PKB hadir di tengah-tengah masyarakat dicontoh oleh kader-kader PKB di semua tingkatan.

“Masyarakat yang harus kita perhatikan. Dan say ingin ini menjadi pembelajaran bagi geberasi PKB,” pungkasnya.

Adapun bantuan yang diberikan berupa bahan material. Diantaranya puluhan kantong semen, asbes dan kalsiboart. Pembangunan rumah nenek Sahruya belum 100% selesai. Utamanya di bagian belakang perlu pembangunan lebih lanjut.

Untuk diketahui, kebakaran terjadi pada, Minggu (4/8/2019). Selain kebakaran menimpa rumah Sahruya, api juga menimpa rumah Holili (36), H. Karim (57). Namun kedua rumah tersebut hanya mengalami rusak ringan.

Kejadian terjadu sekitar pukul 18.30 WIB. Awalnya warga setempat mengetahui ada api di belakang rumah nenek Sahruya yang saat itu sedang keluar rumah. Karena rumah terbuat dari kayu, api dengan mudah cepat menjalar. (abr)