Share

BONDOWOSO – Pelajar SD dan SMP di Bondowoso mulai mengikuti pembelajaran tatap muka sejak 20 Mei 2021 lalu.

Ini kali pertama dilakukan setelah hampir 1,3 tahun melakukan belajar secara daring akibat pandemi Covid-19.

Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bondowoso, Haeriyah Yuliati, menerangkan, dalam pelaksanaannya semua wajib menerapkan protokol kesehatan.

Selain sarana prasarana protokol kesehatan. Kapasitas pelajar yang masuk pun juga wajib disesuaikan dengan standar operasional prosedur (SOP) yang telah disusun oleh Dikbud dan diasesmen oleh Tim Satgas Covid-19 kabupaten.

“Alhamdulillah, lembaga sudah menjalankan sesuai SOP yang dibuat,” ungkapnya dikonfirmasi Senin (24/5/2021).

Ia menjelaskan, bahwa dalam sehari pelajar hanya diperbolehkan mengikuti dua mata pelajaran selama dua jam. Tak ada jam istirahat.

Kemudian, untuk jumlah siswa yang masuk tak boleh melebihi 50 persen dari kapasitas kelas.

Adapun untuk pola masuk setiap sekolah berbeda-beda. Ada yang menggunakan model ganjil-genap, ada juga yang dibagi per sesi.

Kemudian ada yang menggunakan pola Senin – Rabu kelas I – III masuk, dan Kamis – Sabtu untuk kelas IV – VI.

“Masing-masing lembaga beda-beda. Tapi itu sudah sesuai dengan petunjuk teknis yang kita buat,” ungkapnya.

Baca Juga : Bung Karna Sebut Pembangunan Infrastruktur di Merak-Baluran Akan Dilakukan Tahun 2022

Haeriyah, menegaskan pembelajaran tatap muka ini dilakukan untuk uji coba kesiapan sekolah. Karena, pelaksanaan secara resmi dari Kemendikbud masih akan dilakukan pada tahun ajaran baru, atau Juli 2021.

“Karena paling tidak, sebelum itu diterapkan, kita sudah memiliki hasil evalusi,” ujarnya.

Untuk itulah, pihaknya akan melakukan evaluasi secara berkala pelaksanaan pembelajaran tatap muka.

Dikonfirmasi terpisah, Sugiyono Eksantoso, Kacab Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, kabupaten Bondowoso-Situbondo, menerangkan untuk pelajar SMA/SMK sudah melaksanakan sejak beberapa waktu lalu.

Namun memang saat ini hanya kelas X dan XI. Tentu, dengan pelaksanaan yang mematuhi protokol kesehatan. Mulai dari sarana prasarana, kemudian juga kapasitas pelajar yang masuk.

“Kebijakan provinsi kita ikuti seperti itu. Baru nanti tahun ajaran baru ini sudah masuk keseluruhan tapi ini mengikuti protkes yang ketat,” tutupnya.(och)