Share

BONDOWOSO – MTs Negeri 2 Bondowoso bersama UNICEF, Lembaga Pelatihan dan Konsultasi Inovasi Pendidikan (LPKIPI), dan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Klaten berkolaborasi perangi bulliying di sekolah.

Kolaborasi tersebut telah terjalin setahun terakhir dengan ragam kegiatan edukasi yang dilakukan di sekolah yang akrab disebut Matsada.

Menurut Guru Bimbingan Konseling (BK) Matsada, M. Saifuddin, selama ini dengan panduan dari UNICEF pihaknya sudah melakukan kampanye berkelanjutan. Mulai, dari sharing momen setiap pagi setiap selesai sholat duha bersama.

Semua kelas juga melakukan komitmen bersama perangi bulliying, serta menebarkan banyak semangat zero bulliying dengan flyer dan brosur yang dipajang di berbagai lokasi sekolah.

Kemudian, pihaknya juga membentuk agen roots Matsada (Armada) yang bergerilya, berkampanye dan nantinya juga akan menjadi agen Satgas stop bulliying di sekolahnya. Salah satunya, mereka membuat boots deklarasi stop bulliying yang dilaksanakan dalam acara Dies Maulidiyah MTS Negeri 2 Bondowoso.

“Kita juga tindak lanjuti dengan pembentukan Satgas, yang nanti kita beri nama Armada,” jelasnya.

Ia menerangkan bahwa pihaknya sangat antusias untuk memerangi bulliying di sekolahnya. Alasannya, karena bulliying memiliki dampak psikologis yang luar biasa bagi korban. Tak hanya mempengaruhi kegiatan belajarnya, namun terparah bisa melakukan hal-hal yang menyakiti diri sendiri.

Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Bondowoso, Samsul Hidayat, menerangkan, selama ini tak banyak yang tahu bahwa bulliying yang terjadi seringkali disebut candaan antar pelajar.

Baca Juga : Sepanjang Tahun 2022, Tim KP3 Situbondo Tutup Empat Kios Pupuk Nakal

Maka dari itu, melalui program kolaborasi ini seluruh warganya akhirnya paham tentang bulliying yang ternyata sangat luas dan dampak negatif yang bisa terjadi.

Kendati sebenarnya, selama ini pihaknya sudah melakukan sosialisasi secara masif dan membentuk Satgas. Tapi, memang belum mengerucut pada bulliying. Karena itulah, dengan adanya program ini pihaknya sangat mendukung dan berharap program ini bisa terus berkelanjutan.

“Harapannya nanti zero bulliying,” ungkapnya.

Salah seorang pelajar MTs Negeri 2 Bondowoso, Mila Herviana, mengatakan, selama ini sesama temannya seringkali menjumpai perundungan. Seperti body shaming, dan lainnya.

Namun, berkat adanya kampanye yang masif sesama teman pun mulai paham satu sama lain.

“Biasanya body shaming dan saling mengejek. Sekarang sudah mulai berkurang,” pungkasnya.

Untuk informasi, dalam acara Dies Maulidiyah MTS Negeri 2 Bondowoso dilakukan pembacaan puisi bertemakan bulliying oleh agen perubahan Armada. Yang kemudian diikuti dengn deklarasi stop bulliying oleh seluruh warga sekolah.(Och)