Share

SITUBONDO – Rabu Wekasan adalah salah satu tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Jawa, Sunda, dan Madura. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari Rabu terakhir di bulan Safar sebelum memasuki bulan Maulid atau Rabiul Awal.

Rabu Wekasan sendiri dipercayai sebagian orang sebagai hari diturunkannya musibah dalam setahun. Tepatnya dalam kitab Kanzun Najah Was-Surur fi Fadhail al-Azminah wash-Shuhur, sebagian besar para wali mengungkapkan bahwa Allah menurunkan sekitar 320.000 jenis bala ke bumi pada hari tersebut.

Di Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Huda, Desa Peleyan, Kecamatan Kapongan, Kabupaten Situbondo setiap hari rabu wekasan selalu melakukan tradisi minum air barokah. Air barokah ialah air yang sudah didoakan oleh Habib Muhammad Taufiq Bin Habib Musthafa Al-Jufri pengasuh Ponpes tersebut.

Pengurus Pondok pesantren Nurul Huda, Ustad Halim mengungkapkan bahwa acara tersebut merupakan amaliyah yang telah dilakukan sejak jaman pendiri ponpes Nurul Huda Situbondo, Habib Musthafa Al-Jufri.

“Ratusan santri dan masyarakat sekitar ikut meminum air barokah, sebagai upaya membentengi diri dari segala macam penyakit dan musibah,” ujar Ustadz Halim, Rabu (13/9/2023).

Baca Juga : Bupati Karna Buka Kemeriahan Hari Jadi Besuki ke 259, Puluhan Gunungan Dipamerkan

Selain itu, Pengurus dengan jabatan bendahara Ponpes itu juga mengungkapkan di dalam air barokah Rabu wekasan tersebut telah dimasukan kertas ajimat dengan tulisan doa.

“Selain air barokah, setiap rabu wekasan, semua santri, masyarakat sekitar Ponpes serta pengurus dan pengasuh melakukan shalat sunah tolak bala dan melakukan tahlil,” pungkasnya.

Dari pantauan Jurnalis Memo Indonesia.com, masyarakat dan ratusan santri auntusias bergantian meminum air barokah tersebut. (Ozi)