Share
foto: InfoBondowoso.net

BONDOWOSO – Di tengah-tengah hiruk pikuk kotroversi rencana kebijakan sekolah delapan jam sehari atau Full Day School (FDS) oleh Kemendikbud, Kabupaten Bondowoso justru tengah menginisiasi sebuah “Gerakan Kembali ke Musala”. Gerakan ini dianggap sebagai sebuah solusi yang luar biasa dalam menghadapi kenakalan remaja yang semakin mengkhawatirkan.

Menurut Ketua Dewan Pendidikan Bondowoso M Syaeful Bahar, dalam gerakan ini sekolah berkolaborasi dengan musala untuk mendidik bersama siswa dan santri. Melalui gerakan tersebut, sekolah mewajibkan semua siswa kembali musala untuk mengaji. “Terus guru agama dan guru ngaji berkolaborasi untuk berkoordinasi apa yang harus diajarkan kepada siswa,” paparnya.

Selanjutnya, sebagai komunikasi antara guru ngaji dan guru agama di sekolah, akan dibuatkan sebuah buku penghubung yang akan ditandatangani oleh kedua belah pihak, termasuk orang tua. Dengan begini, guru ngaji, orang tua, dan guru agama bisa saling berkoordinasi untuk memantau anak-anak.

Selain itu, kata Bahar, secara otomatis masayrakat juga akan turut terpanggil untuk bertanggung jawab terhadap kehidupan karakter anak-anak sekolah. Sehingga diharapkan orang tua dan masyarakat meyakini bahwa pendidikan karakter dan moral siswa bukan hanya tugas adari guru ngaji dan sekolah, melainkan tanggung jawab bersama.

 

Baca Juga : FDS Bisa Kacaukan Sistem Pendidikan di Daerah

 

“Dengan begitu masyarakat terpanggil untuk bertanggung jawab terhadap kehidupan karakter anak-anak sekolah. Dan keluarga, orang tua meyakini bahwa ini bukan hanya tugas dari sekolah tapi juga menjadi wanggung jawab bersama,” jelasnya.

Sejauh ini, gerakan tersebut masih dicobakan di dua sekolah, yakni SMP 2 Tenggarang dan SMP 1 Prajekan. Sementara sekolah lain masih belum berani menerapkan gerakan ini, karena masih menunggu Perbup.

Sementara terkait Peraturan Bupati, kata Bahar, pihaknya sudah berkonsultasi dengen Kabag Hukum untuk payung hukum gerakan ini. “Dan Insyalah dalam waktu dua bulan sudah bisa ditandatangani oleh Bupati amien. Dan nanti setelah gerakan ini dilaksanakan, Bondowoso bisa jadi role model,” pungkasnya. (och/esb)