
Masuk Level 2, Pemkab Bondowoso Kumpulkan 10 Kecamatan
- 24 December 2021
- 0
BONDOWOSO – Kabupaten Bondowoso telah masuk level dua (2). Ini merunut pada asesmen Kementerian Kesehatan RI tentang situasi Covid-19 per 22 Desember 2021.
Meningkatnya level Bondowoso ini salah satunya disebabkan oleh capaian vaksinasi untuk masyarakat umum dan warga lanjut usia (Lansia) yang meningkat.
Menurut Kepala Dins Kesehatan (Dinkes) Bondowoso, M. Imron, berdasarkan data di KPCPEN untuk capaian vaksinasi masyarakar umum sudah masuk 61,5 persen. Dan untuk warga Lansia yakni 40 persen.
Sebenarnya capaian vaksinasi berdasarkan hitungan manual Satgas Covid-19 kabupaten, untuk masyarakat umum sudah tembus 64 persen dan untuk Lansia 41 persen.
“Jadi ada selisih. Penyebabnya bisa jadi belum dimasukkan karena NIKnya tak aktif. Bisa jadi juga double, dan tarikan dari pusat itu tidak rutin setiap jam. Kadang sistemmya enam jam sekali tarik,” urainya usai Rakor Percepatan Vaksinasi dan antisipasi penyebaran varian baru Covid-19 di Pendapat, Jum’at (24/12/2021).
Kendati begitu, kata Imron, pihaknya akan terus menggenjot capaian vaksinasi. Karena itulah, pihaknya mengumpulkan 10 kecamatan dengan capaian vaksinasi rendah. Dan kecamatan yang koordinasinya masih rendah.
10 kecamatan dimaksud yakni kecamatan Tlogosari, Botolinggo, Tanaman, Tegalaamoel
Pakem, Maesan, Curahdami, Sumber Wringin, Cermee, serta Pujer.
Dari sepuluh ini, capaian vaksinasi terendah yakni Kecamatan Tlogosari dan Botolinggo.
“Makanya tadi 10 kecamatan ini, timnya kita ajak ngobrol biar segera bergerak untuk akhir tahun,” kata pria yang juga jadi Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten.
Ia menerangkan, penyebab rendahnya capaian di wilayah itu karena kondisi geografis wilayah, kesadaran masyarakat. Terutama yang Lansia.
Baca Juga :Satgas Covid-19 Kecamatan Kota Gelar Operasi Yustisi Percepatan Vaksinasi
Kemudian, memang sedikit jomplang di desa-desa yang Kadesnya masih baru. Mungkin karena masih baru, belum tersentuh bahwa mereka punya PR mempercepat vaksinasi.
Disinggung tentang vaksin anak usia 6-11 tahun, kata Imron, pihaknya sudah rekap data sebagai langkah awal. Bahkan telah meminta rekap data dari Dikbud, Dinsos untuk penyandang disabilitas, serta Kemenag.
Selanjutnya, pihaknya akan menggencarkan sosialisasi kepada orang tua siswa ke sekolah-sekolah. Mengingat, anak-anak bergantung kepada orang tua mereka.
“Untuk sosialisasi kita rencanakan baru tahun depan. Sambil kita fokus untuk penyelesaian tahun ini,” jelasnya.
Sementara itu, Bupati Salwa Arifin menambahkan, bahwa sehubungan dengan adanya potensi penyebaran Covid-19 Varian OMICRON maka diperlukan langkah-langkah.
Salah satunya yakni percepatan vaksinasi menjadi level satu (1). Yakni dengan menggerakkan para Kepala Desa terutama yang baru dilantik agar menjadwal dan mengkonsolidasikan Bersama dengan Babinsa, Babinkamtibmas dan Tenaga Kesehatan Desa.
” Kemudian, untuk pengembangan jejaring terutama sasaran lansia, lakukan layanan tim kecil untuk door to door. Serta Buat jadwal layanan tiap hari per desa perdusun termasuk di hari Sabtu dan Minggu,” pungkasnya.(och)