Kunjungi Bondowoso, Menparekraf Sandiaga Main Ronjengan bersama Bupati Salwa
- 17 September 2021
- 0
BONDOWOSO – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengunjungi kabupaten Bondowoso, pada Jum’at (17/9/2021) malam.
Kehadirannya ke kabupaten berjuluk Kota Tape ini, untuk menghadiri workshop KaTa (Kabupaten/Kota) Kreatif RI peningkatan inovasi dan kewirausahaan di Graha Ijen, Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Bondowoso.
Kedatangannya sendiri disambut oleh dua Singo Ulung putih. Meskipun tak melakukan atraksi yang biasanya diiringi musik tradisional. Namun dua Singo Ulung yang diperankan oleh pelaku seni Bondowoso itu, menarik perhatian Mas Menteri Parekraf Sandiaga.
Ia bahkan sempat mengelus dua Singa itu. Dan memasukkan tangannya pada mulut Singa untuk menyapa pemain.
Usai itu, ia langsung melihat-lihat stand Kopi Bondowoso.
Selang beberapa menit, Mas Menteri Sandi langsung memasuki Aula workshop menyapa para pelaku ekonomi kreatif.
Baca Juga : Tak Hanya Berbalas Pantun, Mas Menteri Sandiaga Disambut Tarian Blekok Saat ke Situbondo
Sebelum meninggalkan Bondowoso, ia pun sempat disuguhi Rojengan.
Ronjengan ini adalah permainan musik yang khas Bondowoso yang dimainkan oleh Ibu-ibu dalam menunjukkan kegembiraan dan rasa syukur mereka karena panen padi. Sambil menumbuk padi wanita-wanita petani itu mempermainkan gentongnya (alu) ke sisi ronjengan sehingga menimbulkan suara.
Melihat uniknya permainan ronjengan, Mas Menteri Sandi bersama Bupati Bondowoso Salwa Arifin, serta Kepala Disparpora Molyadi, sempat memainkan kesenian asli Bondowoso itu.
Ia dan Bupati Salwa bahkan memegang gentong sendiri bersama pemain lainnya.
Sontak, momen langka ini pun disambut gelak tawa hadirin yang hadir. Tak sedikit, yang mengabadikan dengan handphone pribadinya.
Dikonfirmasi wartawan, Ia mengaku senang dan merasakan sensasi sendiri saat memukul gentong.
Lebih-lebih permainan Ronjengan ini mencerminkan kerjasama, kolaborasi, dan gotong royong yang merupakan nilai luhur bangsa Indonesia.
“Ada sensasi sendiri. Luar biasa, dari segi pengalaman. Karena kita pikir mudah, ternyata tidak mudah, ada ritme yng harus disesuaikan,” pungkasnya.(och)