Share

BONDOWOSO – Pasca memasuki fase new normal, olahraga tradisional gobak sodor kembali menjamur di Bondowoso. Sayangnya, di beberapa hari terakhir pertandingan gobak sodor di beberapa Kecamatan terpaksa dibubarkan oleh polisi. Sebab, pertandingan sodor antar desa itu dinilai memicu terjadinya keramaian.

Kajadian tersebut kemudian disorot oleh Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia (KPOTI) Bondowoso. KPOTI mengaku keberatan atas pembubaran tersebut.

“Seharusnya pembubaran kemarin di beberapa titik ada surat pemberitahuan, namun kenyataannya pembubaran tersebut tidak ada surat pemberitahuan terlebih dahulu pada penyelenggara,” kata Anis Sanjaya Ketua KPOTI, Selasa (8/9/2020).

Anis menjelaskan, Gobak Sodor merupakan olahraga resmi karena sudah mempunyai asosiasi. Oleh sebab itu, ia ingin agar pihak terkait hendaknya berkoordinasi dulu dengan asosiasi ketika ada suatu persoalan.

Dia berharap kepada pemerintah untuk tidak melarang masyarakat mengadakan pertandingan gobak sodor. Karena penerapan protokol kesehatan suatu hal yang wajib dilaksanakan, pihaknya berkomitmen akan melaksanakan protokol kesehatan disetiap pertandingan sodor yang digelar.

 

Baca Juga : Masa Pandemi, PDAM Bondowoso Kerjasama dengan BTN Tingkatkan Pendapatan BUMD

 

“Seperti penontonnya menggunakan masker dan menjaga jarak,” sambungnya.

Anis memaparkan jika gobak sodor sudah sangat populer bagi masyarakat Bondowoso. Sejauh ini sudah ada sekitar kurang lebih 500 klub sodor yang terdaftar di asosiasi.

Bahkan tim gobak sodor Bondowoso sudah menuai beberapa prestasi, baik ditingkat provinsi maupun nasional. Diantaranya sudah tiga kali meraih juara nasional dalam tiga bulan dari bulan November sampai Desember 2019. mendapatkan 5 medali baik kejuaran provinsi maupun nasional.

“2018 juara provinsi di Madiun, 2019 juara di Bantul Jawa Tengah, bulan November 2019 juara provinsi di Pasuruan putra dan putri dan juara nasional di Bandung baik putra dan putra, serta mendapatkan  juara nasional di Stadion Ancamanik Bandung Jawa Barat. Perwakilan jatim dan 50 persen berasal dari Bondowoso,” pungkasnya. (abr)