
Kisah Inspiratif Eks ODGJ di Bondowoso Bisa Lulus Sarjana, Hingga Buat Sketsa Batik Berbayar
- 24 January 2022
- 0
BONDOWOSO – Kaum eks orang dalam gangguan jiwa (ODGJ) kerap dipandang sebelah mata di tengah-tengah masyarakat.
Namun, anggapan tersebut dibantah oleh laki-laki bernama Nura Cahyo, warga Kelurahan Badean, Kecamatan Bondowoso.
Eks ODGJ ini, berhasil lulus sarjana strata 1 di Universitas Bondowoso. Dan kini, pria akrab disapa Yoyok ini juga seringkali menerima pesanan sketsa batik dari berbagai wilayah.
Siti Mozaiyanah, Volunteer ODGJ Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (Dinsos P3AKB) Bondowoso, mengatakan, Yoyok ini mengalami gangguan jiwa saat menempuh pendidikan kuliah di Jakarta pada sekitar tahun 1997 lalu.
Karena kondisinya yang tak memungkinkan, keluarganya membawa Mas Yoyok untuk berobat di Rumah Sakit Jiwa Menur. Hingga keluarganya memutuskan untuk dibawa ke Bondowoso.
Namun, saat dibawa pulang ke Bondowoso ia tak langsung mendapatkan perawatan medis kejiwaan. Karena, Rumah Sakit daerah Bondowoso baru memiliki pelayanan kejiwaan tahun 2016.
“Jadi sebelum mendapatkan perawatan, Mas Yoyok ini sering menghilang selama beberapa hari. Kemudian tiba-tiba ditemukan di kabupaten lain, kecamatan lain,” ujarnya.
Setelah menerima perawatan, Mas Yoyok menunjukkan kondisi yang terus membaik. Bahkan, ia beraktivitas seperti sebelumnya.
Di pagi hari, ia terkadang pergi berbelanja ke Pasar bersama ibunya. Kemudian, dia juga berbincang dengan masyarakat dan keluarga lagi.
“Akhirnya dia kembali pada jati dirinya lagi. Dia bisa kembali seperti dulu, meskipun tak serperti dulu,” tutur Mozaiyanah
Baca Juga : Komisi IV DPRD Bondowoso Dorong Keterlibatan Aktif Penyandang Disabilitas di Musrenbang
Meski harus terus menerima perawatan dan meminum obat hingga saat ini, kata Mozaiyanah, pria berusia 40 tahun itu berhasil melanjutkan pendidikannya hingga lulus sarjana strata 1 di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Bondowoso.
“Dia dalam keterbatasan seperti itu dia bisa menyelesaikan sendiri skripsinya,” ujarnya.
Tak hanya itu, ia pun kini aktif membuat lukisan di baju dan sketsa batik. Bahkan, tampil dihadapan para pejabat baik di tingkat lokal maupun Provinsi.
Ia pernah mengikuti pameran di Grand City Surabaya. Kemudian, diundang Gubernur Jawa Timur,membuat sketsa batik berkolaborasi dengan Rahma – Pembatik Disabilitas Bondowoso.
Pernah juga mewakili Jawa Timur di Solo dan membuat sketsa batik di hadapan istri Gibran Rakabuming Raka, Walikota Surakarta.
Setelah tampil di berbagai kota, Mas Yoyok ini mendapatkan pesanan 25 lembar sketsa motif batik dari Yayasan Batik Indonesia. Mulai dari motif Corona, Kopi, Biota Laut, dan lainnya.
“Hari ini pesan lagi dari Yayasan Batik Indonesia, sketsa kopi,” jelasnya.
Di setiap sketsa yang pernah dijualkan oleh para Volunteers ODGJ, sketsa Mas Yoyok dihargai Rp 250 ribu untuk ukuran figura kecil.
Kemampuan melukis Mas Yoyok ini sebenarnya telah ada sejak sebelum ia menjadi ODGJ. Karena itulah, saat sembuh Dinsos dan P3AKB ini mengarahkan Mas Yoyok untuk melanjutkan bakat dan kesukaannya.
“Kan ODGJ ini harus punya aktivitas kembali agar tak kembali lagi. Makanya kita arahkan,” tuturnya.
Ia menerangkan, bahwa kesembuhan Mas Yoyok ini tak hanya karena perawatan medis saja. Melainkan, peran serta keluarga dan lingkungan.
“Beruntung Mas Yoyok ini orang yang sangat patuh minum obat,” pungkasnya.(och)