KIM Bangun Mandiri Kenalkan Udheng Paithonan
- 15 August 2019
- 0
PROBOLINGGO, KAB – Sebagai upaya menuju masyarakat produktif informatif di Era Revolusi Industri 4.0, Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) “Bangun Mandiri” Desa Paiton, Kecamatan Paiton menghadirkan tim pembinaan KIM Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian (Diskominfo) Kabupaten Probolinggo, kemarin siang di Balai Desa Paiton.
Saat itu, KIM Bangun Mandiri yang juga sekaligus dikenal sebagai kelompok masyarakat penghasil kerajinan Udheng Paitonan tersebut berkesempatan mendapatkan pembinaan terkait pemanfaatan teknologi informasi untuk memperkuat ketahanan informasi dan sekaligus untuk membranding produk yang memiliki nilai-nilai budaya lokal Kabupaten Probolinggo tersebut.
Ofie Agustin, Kepala Bidang Infokom Publik Diskominfo Kabupaten Probolinggo menerangkan, melalui pembinaan KIM ini diharapkan ke depannya KIM Bangun Mandiri yang juga merupakan embrio IKM itu mampu mandiri dalam mempromosikan serta memasarkan produknya melalui pemanfaatan teknologi informasi dan visual media.
“Pemanfaatan teknologi informasi merupakan sebuah tuntutan bagi para pelaku usaha. Selain update informasi, mempermudah transaksi jual beli serta media promosi yang murah adalah beberapa hal yang bisa dimanfaatkan,” terang Ofie Agustin.
Udheng Paitonan karya KIM Bangun Mandiri merupakan produk unggulan yang layak untuk dikembangkan dengan segmentasi pasar yang lebih luas. Adanya filosofi konten lokal yang menyelimuti penciptaannya tersebut, menurut Ofie sangat berpeluang sebagai penunjang sektor wisata.
Baca Juga : Kurangi Penggunaan Plastik, Pemkab Upayakan Buat Perda
“Kualitas dan model Udheng Paitonan yang fashionable ini sangat cocok sebagai oleh-oleh khas Kabupaten Probolinggo. Untuk menuju itu dibutuhkan branding yang kuat agar budaya Udheng ini menjadi sebuah trend lokal, seperti halnya pada batik tulis Kabupaten Probolinggo yang kini semakin meluas pangsa pasarnya,” tandasnya.
Sementara Ferda Agustina, Ketua TP PKK Desa Paiton yang juga mewakili Pelindung KIM Bangun Mandiri menyebutkan, beberapa peminat produknya menyukai modelnya yang simple dan lugas. “Namun tidak sedikit pula yang tertarik dengan adanya filosofi budaya ketimuran yang tersirat pada modelnya,” ujarnya.
Ferda menerangkan adanya jengger lima yang menjadi ciri utama produknya melambangkan lima hal penting dalam kehidupan masyarakat Kabupaten Probolinggo yakni Pancasila, Rukun Islam, sholat dan limo pancer. Tiga jengger di kanan melambangkan kekuatan dan ketajaman otak kanan yang kreatif.
Sementara pucuk landhep di dahi merupakan lambang ketajaman berpikir masyarakat ketimuran yang kritis. Ditambah dua ikat dibagian belakang yang menengadah ke atas mengibaratkan keseimbangan kekuatan spiritual masyarakat Kabupaten Probolinggo yang tidak lepas dari ikhtiar dan doa.
“Seperti apa yang kami lakukan saat ini bersama Diskominfo merupakan sebuah ikhtiar kami dalam mengenal luaskan Udheng Paitonan. Kami yakin suatu saat produk kami akan menjadi trend di berbagai kalangan,” harap istri Kepala Desa Paiton ini.
Lebih lanjut alumni mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Negeri Malang ini menuturkan, saat ini Udheng Paitonan baru memiliki dua desain namun bersama timnya ia tengah menyiapkan beberapa desain baru. Ibarat sebuah karya fashion, model dan desain udhengnya juga wajib untuk selalu dimodifikasi dan melahirkan narasi-narasi baru.
“Kami sedang menyiapkan model baru yakni Udheng Bangeran yang menceritakan budaya masyarakat Kabupaten Probolinggo tengah dan Udheng Jeliteng yang merupakan interpretasi budaya seutuhnya masyarakat pendalungan Kabupaten Probolinggo,” pungkasnya. (afu/kominfo)