Share

BONDOWOSO – Panwaskab Bondowoso memanggil calon bupati Kiai Salwa Arifin untuk dimintai keterangan pada Jum’at (30/3). Hal ini terkait laporan pemuda asal desa Kembang, kecamatan Tlogosari, Amir Faizal , Rabu (28/3). Kiai Salwa dilaporkan lantaran di dalam salah satu materi kampanye yang disampaikannya saat berorasi di desa Kembang, pada Jum’at 23 Maret 2018 lalu, dinilai telah menghina pasangan nomor urut dua, Dhafir- Hidayat.

Namun Kiai Salwa Arifin belum memenuhi panggilan Panwaskab. Penyebabnya, terjadi kesalahan administrasi dalam surat panggilan yang dilayangkan oleh Panwaskab per tanggal 28 Maret 2018.

Ahmad Husnus Sidqi, Kuasa Hukum Kiai Salwa Arifin, ditemui di kantor Panwaskab, Jum’at (29/3), menjelaskan, dalam surat tersebut terjadi kesalahan penulisan nama Salwa Arifin. Selain itu, juga terjadi kesalahan penulisan desa Tangsil Wetan.

“Di dalam undangan itu nama KH. Salwa Arifin seharusnya tidak pakai huruf “Y”. Kemudian, nama desanya di surat itu ditulis Tangsil Setan. Kemudian yang ketiga adalah kesalahan alamat,” ujarnya.

 

Baca Juga : Dinilai Hina Dhafir-Dayat saat Kampanye, Kiai Salwa Dilaporkan

Namun demikian, Ia menegaskan bahwa Kiai Salwa Arifin sebenarnya siap memenuhi panggilan, tapi oleh tim tidak diperbolehkan. Karena adanya kesalahan yang cukup fatal di undangan tersebut.

Karena itulah, pihaknya mengharapkan agar Panwaskab memperbaiki kesalahan tersebut dan meminta maaf kepada KH Salwa Arifin dan masyarakat desa Tangsil Wetan.

“Maka akan ada pemanggilan ulang, kami juga meminta permohonan maaf secara tertulis utamanya kesalahan penulisan Tangsil Setan. Hanya karena memang ini minta klarifikasi, jadi sebagai calon yang bertanggung jawab akan hadir ,” tegasnya.

Sementara itu, Fricas Abdullah, Ketua Panwaskab Bondowoso mengakui bahwa telah terjadi kesalahan penulisan nama dan alamat surat. Kesalahan tersebut terjadi murni ketidaksengajaan.

“Kita sebagai Panwas minta maaf, itu murni kesalahan ketik,” jelasnya. (och)