
Ketua DPC PKB Ahmad Dhafir Ikut Ngonjuk Bareng Bersama Warga Tamanan
- 23 January 2022
- 0
Usai melihat puluhan layangan berukuran besar dengan bunyi yang khas, Ahmad Dhafir mengaku sangat terhibur dengan festival yang dilangsungkan warga yang dipelopori oleh komunitas sowangan ki ronggo Bondowoso.
“Saya rutin gowes lewat sini ternyata ada kegiatan ngunjuk bareng. Saya lihat ini bagus. Memang betul-betul even yang muncul dari bawah (Masyarakat),” terangnya.
Sebagai wakil rakyat di gedung dewan, Ahmad Dhafir menilai budaya ngonjuk layangan sebagai potensi yang dapat menyokong majunya pariwisata Bondowoso. Asalkan dalam pengembangannya ada campur tangan dari Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora).
Dalam gelaran festival ngunjuk bareng, kata Dhafir, ada nilai pelestarikan budaya. Disamping secara tidak langsung dengan adanya even tersebut telah memberikan dampak kebangkitan ekonomi bagi warga sekitar. Oleh sebab itu, ia berharap pemerintah dapat menjadikannya sebagai festival tahunan.
Baca Juga : SOTK Baru, 6 ASN Turun Pangkat, Kepala BKPSDM : Mereka Berpotensi Kembali
“Efek domino dari kegiatan ini berdampak pada ekonomi masyarakat. Ini banyak yang jualan. Ini bagian dari tradisi budaya sekaligus pendukung untuk majunya pariwisata. Jika diagendakan menjadi even tahunan ini bagus,” tegasnya.
Bak gayung bersambut, Kepala Disparbudpora Bondowoso, Mulyadi, ternyata juga punya visi yang sama. Mulyadi menganggap acara ngunjuk bareng sangat identik dengan wisata. Sebab di dalamnya juga ada unsur budaya bahkan olahraga.
“Bahkan bukan hanya budaya. Olahraga juga. Itu narik-narik layangan besar begitu, olahraga,” terangnya.
Melihat animo masyarakat yang amat besar, Mulyadi menyatakan kebiasaan ngunjuk bareng oleh warga sudah layak untuk dieksplorasi. Rencananya, pihaknya ke depan akan mendorong pelestarian budaya ngunjuk bareng dengan beberapa tambahan inovasi agar tampak lebih menarik.
“Apalagi di Bondowoso wisatanya lebih banyam menjual sumber daya alam, disitu bisa dikolaborasikan. Di kawah wurung misal. Jika ada layang-layang begini pasti lebih menarik,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Wonosuko, Safiudin, mengaku bersyukur beberapa pejabat melirik aktivitas positif yang dilakukan warganya. Menurutnya, segala bentuk dukungan dari pemerintah sangat dibutuhkan.
“Ini memang kebiasaan warga setiap musim angin tiba. Yang hadir sekarang ini pun bahkan banyak dari luar kota. Ada komunitas sowangan dari Banyuwangi, Luamjang, Situbondo, Jember bahkan Sidoarjo,” pungkasnya. (abr)