Share

BONDOWOSO – Stunting menjadi salah satu isu strategis nasional. Khusus wilayah Bondowoso berdasarkan catatan TNP2K, menjadi salah satu daerah dengan angka prevalensi stunting yang tinggi di Jawa Timur.

Demikian disampaikan oleh Wiryanta, Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kemenkominfo RI, usai membuka acara Kopdar Baik, 1.000 Hari Terbaik, di Orilla Cafe, Sabtu (3/11).

Berangkat dari kondisi ini, kata Wiryanta, Kementrian Komunikasi dan Informatika RI bersama GNFI (Good News From Indonesia), menjelaskan berbagai hal tentang stunting pada puluhan generasi milenial Bondowoso melalui sejumlah narasumber. Seperti diantaranya, Prof. Dr. Merryana Andriani, Ahli Gizi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Unair, Wahyu Aji CEO GNFI, dan Adhitya Putri Soeprapto, seorang influencer, serta Ketua Penggerak PKK kabupaten Siti Maimunah Salwa Arifin, dan Wakil Ketua Penggerak PKK Evy Susilawati.

“Isu stunting ini menjadi pekerjaan bersama semua lintas sektor, bukan hanya Kementrian Kesehatannya. Termasuk kominfo, dan kementrian lainnya,” ujarnya.

Ia mengatakan, melalui kegiatan ini pihaknya ingin mendorong masyarakat, khususnya 10 desa prioritas di Bondowoso, untuk mengubah sikap dan perilaku menjadi lebih sehat dan bersih.

“Tentu saja ini juga berkaitan dengan bagaimana sanitasi di sekitarnya dengan ketersedian air bersih, fasilitas kesehatan. Keterlibatan alim ulama, tomas menjadi penting karena mengubah sikap dan perilaku masyarakat,” urainya.

Adapun berdasarkan data dari Dinas Kesehatan, kabupaten Bondowoso masih berada di posisi ke tiga dengan kasus stunting terbanyak di Jawa Timur.

Adapun, tahun 2018 saat bulan timbang Februari 2018, jumlah balita dengan stunting mencapai 22.88 %  persen dari total  balita 45.956 yang lahir di kota tapai ini. Jumlah ini di dapat setelah dilakukan bulan timbang oleh Dinkes selama Februari  2018.

Sementara dari hasil survey PSG tahun 2017 ada 38,3 % balita stunting di kabupaten Bondowoso . Namun demikian data ini dinilai kurang akurat. Pasalnya,  tidak semua balita diukur, itu hanya mengenakan sampling.

Karena kondisi ini, sebanyak 10 desa di Bondowoso mendapatkan bantuan penanganan kasus stunting dari Pemerintah Pusat. Desa-desa tersebut diantaranya yakni desa Penanggungan, Tegal Mijin, Cindogo, Walidono, Kelabang, Sumber Wringin, dan desa lainnya. (och)