Share

 

BONDOWOSO – Tingginya angka pernikahan dini di Bondowoso memantik semua kalangan untuk ambil bagian dalam mengkampanyekan stop nikah dini. Salah satunya, yakni pelajar di SMP Negeri 7 Bondowoso.

Melalui hobi menulis yang kemudian dibagikan di mading sekolah, mereka mengajak pembacanya untuk membantu mengedukasi diri sendiri maupun orang lain untuk stop nikah dini.  Hebatnya, mading yang mereka buat juga berhasil menyabet Juara 1 lomba Mading Kampanye Stop Pernikahan Dini yang digelar oleh Komunitas Forum Anak di bawah naungan Dinas PPKB (Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana).

Mading yang menarik ratusan pasang mata yang hadir itu, berhasil mengalahkan belasan sekolah lainnya. Bukan hanya karena pesan stop nikah dini yang di sampaikan. Melainkan juga, pemanfaatan sampah bekas sebagai media bahan dasar pembuatan madingnya.

Mimi Sudarmiati, Guru Mapel Bahasa Indonesia, mengatakan pada Memo Indonesia, Sabtu (17/11), pihaknya memang sengaja menjadikan media sampah bekas sebagai bahan dasar mading. Pasalnya, SMP N 7 Bondowoso adalah sekolah adiwiyata mandiri. Sehingga, sudah menjadi kebiasaan di sekolahnya untuk melestarikan lingkungan.

“Anak-anak itu sudah dibudayakan di rumah dan di sekolah. Kalau di rumah memasukkan sampah-sampah ke dalam botol sehingga menjadi ekobrik,” urai wanita yang juga menjadi Pembina Adiwiyata di SMP 7 itu.

Ia menerangkan melalui mading ramah lingkungan ini, pihaknya ingin memberikan  informasi tentang stop pernikagan dini. Termasuk, juga menjaga kelestarian lingkungan.(och)