Share

 

Suasana penolakan eksekusi Gereja Bethany Nginden,Surabaya

SURABAYA – Sebanyak ratusan jemaat yang biasa beribadah di Gereja Bethany Nginden Surabaya menolak eksekusi peralihan pengurus yang dilakukan tim panitera dari Pengadilan Negeri (PN) Surabaya,  tadi siang.

Para jemaat tersebut melakukan aksi unjuk rasa dengan berorasi dan membentangkan sejumlah poster di depan gereja.Dalam orasinya, mereka meyebutkan Gereja Bethany merupakan tempat ibadah, rumah Tuhan yang tidak bisa dieksekusi oleh siapapun. Termasuk PN Surabaya yang akan melakukan eksekusi.

Salah satu tim kuasa hukum Gereja Bethany Nginden Hans Edward mengatakan, pihak jemaat menginginkan situasi yang kondusif, menghormati pelaksanaan eksekusi yang dilakukan dari tim juru sita Panitera Pengadilan Negeri Surabaya. Namun, dalam eksekusi yang dilakukan ini, ada yang perlu dipahami dan dimengerti. Bahwa di eksekusi tersebut adalah putusan damai

“Jadi yang dieksekusi adalah dua orang yang membuat perdamaian dihukum untuk saling berdamai,” katanya di sela eksekusi Gereja Bethany Nginden.

Menurutnya, dua orang membuat perdamaian tersebut adalah Abraham Alex Tanuseputra seorang pendeta yang lama mengurus Gereja Bethany, dengan Leo Limanto.

Mengenai kepengurusan di Gereja Bethany Nginden, ditambahkannya sekarang sudah ada pengurus baru, yaitu Aswin Tanuseputra. Dalam kepengurusan organisasi di Gereja Bethany Nginden sudah berganti empat kali. Dimana yang pertama adalah dipegang Abraham Alex Tanuseputra, kemudian Leo Limanto, ada pergantian dipegang Abraham Alex Tanuseputra kembali. Dan yang terakhir Aswin Tanuseputra sebagai pengurus baru hingga sekarang.

 

Baca Juga : Kadisnakertrans : Empat Modal Dalam Kompetisi Mencari Kerja

 

“Jadi eksekusi yang dilakukan ini salah alamat. Karena yang dieksekusi adalah masalah kepengurusan, bukan aset. Tapi yang dieksekusi ini adalah masalah obyek, iya salah kaprah,” pungkasnya.

Pantauan di lapangan, dalam aksi penolakan tersebut sempat terjadi ketegangan, antara jemaat dengan tim panitera yang akan melakukan eksekusi. Petugas kepolisian yang mengamankan jalannya aksi menenangkan kedua kubu. Akhirnya tim negosiator dari Polrestabes Surabaya pun mempertemukan perwakilan dari Gereja Bethany dengan tim panitera.

Hasilnya, eksekusi pun dihentikan, untuk sementara waktu. Jemaat pun akhirnya masuk ke dalam gereja untuk menjalankan ibadah dan berdoa.

Dalam pengamanan eksekusi peralihan pengurus ini, pihak Polrestabes Surabaya menerjunkan ratusan personil di lokasi dibantu oleh Brigade Mobil (Brimob) Polda Jawa Timur dan sejumlah petugas dari Komando Garnisun Tetap III Surabaya.(sga)