BONDOWOSO – Tim rombongan study banding Dinas PU dan Sumber Daya Air Pemerintah Kabupaten Bojonegoro menunjukkan ketertarikannya terhadap irigasi organik yang dilakukan oleh PUPR Bondowoso.

Hal ini terungkap setelah salah seorang anggota tim rombongan menanyakan hal tersebut pada Kadis PUPR Karna Suswandi secara langsung saat sesi tanya jawab di Aula Dinas PUPR, Kamis (6/12).

“Kami kok sangat tertarik Pak perihal irigasi organik. Mungkin kami bisa mendapatlan informasi yang agak detil pak sehingga mungkin nanti kami bawa untuk oleh-oleh,” ungkap salah seorang anggota rombongan Pemkab Bojonegoro.

Karna Suswandi, Kepala Dinas PUPR Bondowoso mengatakan, bahwa irigasi organik yang diterapkan di beberapa titik di Bondowoso merupakan irigasi yang airnya memerlukan steril dari kotoran manusia, sabun dan lainnya.

Baca Juga : Bangun Pariwisata, Bondowoso Dapat Lampu Hijau dari Perhutani

Irigasi ini merupakan irigasi khusus yang pelaksanaannya dilakukan langsung dekat dengan sumber air. Untuk menjaga itu, pihaknya memasang bak-bak penampung sementara yang ditanami pepohonan yang mampu mensterilkan terhadap kotoran dan lainnya di pintu masuk menuju persawahan. Seperti enceng gondok.

“Ya kalau sawah organik itu harus terjaga dari berbagai, yang tidak boleh ada itu, baik itu kotoran manusia dan lain-lain,” ungkapnya.

Ia menerangkan bahwa irigasi organik ini khusus untuk mengairi sawah organik seluas 135 hektar di Lombok Kulon dan desa Taal.

Untuk informasi,  sejak 2008 Pemerintah Kabupaten Bondowoso melaksanakan  Program Gerakan Bondowoso Pertanian Organik (Botanik). Gerakan tersebut saat ini telah mampu menghasilkan  sertifikat Internasional dari lembaga sertifikasi Control Union Certification, Belanda terhadap  22,96 hektare lahan penghasil beras organik. Adanya sertifikat internasional ini membuka lebar peluang pasar dunia.

Disamping itu, ada 135 hektar lahan cluster padi organik di Desa Lombok Kulon, Kecamatan Wonosari, dan Desa Taal, Kecamatan Tapen, yang sudah mengantongi sertifikat Nasional. (Och)