
Jalankan Rekomendasi Inspektorat, Proyek Irigasi Dibongkar
- 19 September 2017
- 0

BONDOWOSO – Pekerjaan Irigasi Bangunan Saluran Komadu di Desa Kupang, Kecamatan Pakem, yang dikerjakan CV Gesya Anugrah senilai Rp 168 juta terpaksa harus dibongkar dan dibangun ulang. Itu menyusul beredarnya video berdurasi kurang lebih dua menit yang menjadi viral di media sosial serta membuat inspektorat turun ke lokasi yang akhirnya merekomendasikan agar proyek irigasi itu dibongkar.
“Saya datang ke lokasi setelah Pak Karna sebelumnya lebih dulu datang. Hasil sementara, untuk lokasi proyek di Kecamatan Pakem harus dibongkar dan dibangun ulang. Nanti dikerjakan harus sesuai dengan kontrak dan punya waktu selama 60 hari setalah LHP. Lebih dari 60 hari, saya akan serahkan ke pihak lain,” ujar Kepala Inspektorat, Ir Wahyudi Tri Atmadji, MM sebelumnya.
Atas rekomendasi inspektorat tersebut, CV Gesya Anugrah terpaksa membongkar proyek irigasi itu meski sudah serah terima ke satu (ST1). Sebelum dibongkar, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Drs. H. Karna Suswandi bersama stafnya juga mendatangi lokasi dan melakukan dokumentasi rekaman video terhadap bolongan yang dibongkar hingga viral di medsos tersebut.
“Semua proses mulai dari awal kita lakukan dokumentasi rekaman video dan akan dilaporkan perkembangannya ke inspektorat. Prinsipnya, kami patuh atas rekomendasi inspektorat untuk membongkar pekerjaan Irigasi Bangunan Saluran Komadu itu,” ujar Kadis PUPR, Drs. H. Karna Suswandi saat menggelar jumpa pers kemarin.
Karna Suswandi menjelaskan, sebelum melaksanakan pembongkaran lebih dulu memastikan datang ke lokasi dan melihat bolongan yang diketahui hanya berada di titik potong (TP) 2. Itupun ukurannya kecil antara 50×30 serta satu bongkaran lainnya berkisar 30×30 dan tidak dalam.
“Begitu kami cek bersama staf, lokasi dalam video yang menjadi viral itu hanya berada di TP2 saja dan ukurannya kecil antara 50×30 serta satu bongkaran lainnya berkisar 30×30 dan tidak dalam. Saat itu, tidak ditemukan bolongan lain,” ujarnya.
Selang beberapa hari, lanjut Karna Suswandi, Inspektorat juga turun ke lokasi dan ada temuan baru yang juga ditengarai bercampur tanah. Lokasi temuan itu berada di TP7. Namun, campuran pasangan yang ditengarai bercampur tanah itu juga tidak lebar. Belakangan, diketahui, pekerjaan di dua TP itu ternyata dikerjakan malam hari tanpa ada pelaksana dan pengawas.
Baca Juga : Video Viral “Sepanjang-panjangnya Tanah” Tidak Benar
“Video yang viral itu berada di TP2, dan temuan dari Inspektorat itu berada di TP7. Tapi tidak begitu lebar, sama seperti yang berada di TP2. Ternyata, setelah saya cari informasi di dua TP itu dikerjakan malam hari tanpa ada pelaksana dan pengawas,” tambahnya.
Namun, Karna Suswandi mengaku tidak akan menduga-duga apakah ada unsur kesengajaan ataupun unsur lain. Saat itu, pihaknya hanya patuh pada rekomendasi Inspektorat dan akan melaporkan setiap perkembangan yang ada. Hanya saja, pihaknya bermaksud meluruskan informasi yang tidak benar agar masyarakat tidak mengkonsusmi kabar yang salah.

“Kami tidak mau menduga-duga, saat ini fokus pada perbaikan dalam rangka menjalankan rekomendasi Inspektorat. Kami juga hanya perlu meluruskan informasi yang beradar di medsos karena salah,” tambahnya.
Selama proses pembongkaran, lanjut Karna Suswandi, juga sangat sulit dan untuk satu TP saja dengan panjang 11 meter membutuhkan tiga hari baru selesai karena campurannya keras. Bahkan, pembongkaran juga sempat dipantau langsung oleh anggota komisi III ke lokasi dan menyebutkan “tidak sepanjang-panjangnya bercampur tanah”.
“Sebenarnya, sudah jelas bahwa video yang beradar tidak benar dan kami memiliki bukti rekaman video mulai proses awal hingga saat ini,” ujarnya lagi.
Karna Suswandi, mengaku tak ingin menyalahkan apalagi bermaksud menuntut siapapun meski dirinya secara kelembagaan dirugikan, tentunya juga rekanan yang mengerjakan proyek irigasi tersebut. Bahkan, dia menyampaikan terima kasih kepada seluruh lapisan masyarakat yang telah memberikan informasi yang sangat bagus dalam rangka perbaikan kualitas infrastruktur di Bondowoso. Dia berharap tradisi turut serta masyarakat dalam pengawasan kegiatan proyek pemerintah ini bisa terus dilakukan ke depannya.
“Saya ucapkan terima kasih kepada masyarakat yang berpartisipasi memberikan informasi dalam rangka perbaikan kualitas infrastruktur. Ini bagi saya tradisi baru yang sangat bagus sehingga ke depannya perlu terus dilakukan. Informasi dari masyarakat ini sangat membantu dalam menjaga kualitas infrastruktur ke depan. Namun, informasi yang tidak benar tentu harus diluruskan,” pungkasnya. (ron)