Share

BONDOWOSO – Sebanyak 50 fasilitator tingkat kecamatan mengikuti penguatan kapasitas penyelenggara untuk realisasi aplikasi Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu (SLRT) di Aula Sabha Bina, selama dua hari sejak Rabu (9/10/2019).

Mereka diajari menggunakan aplikasi SLRT yang disebut merupakan program yang diinisiasi oleh Kementrian Sosial sebagai tempat “ngadu” masyarakat penerima bantuan social. Masing-masing fasilitator disebut juga dipegangi sebuah tab yang di dalamnya telah ditanam aplikasi SLRT.

Saefudin Suhri, Sekretaris Dinas Sosial Kabupaten Bondowoso, di tengah-tengah kegiatan, kepada Memo Indonesia, menerangkan, dilaksanakannya penguatan ini sebagai kepanjangan tangan atas dipilihnya Bondowoso sebagai salah satu dari 20 kabupaten di Indonesia untuk menjadi proyek percontohan program tersebut.

Adapun di Bondowoso sendiri hanya dilaksanakan di dua desa, yakni Desa Bukor, Kecamatan Wringin, dan Desa Cerme, Kecamatan Cerme. Dipilihnya dua desa tersebut, karena memang akses wifinya yang dinilai sudah berjalan dengan baik.

“Jadi kalau untuk apliasinya memang semua fasilitator bisa menggunakan di seluruh kecamatan. Khusus di dua desa ini dibentuk Puskesos (Pusat Kesejahteraan Sosial). Ada kesekreatariatannya. ,” jelas Saefudin.

Tujuan program ini sendiri, katanya, untuk mendekatkan layanan Kemensos kepada keluarga miskin. Sekaligus untuk memverifikasi dan validasi data keluraga kurang mampu.

“Kemudian yang ketiga juga menjadi lembaga pengaduan,” tuturnya.

Disebutnya bahwa aplikasi ini terhubung dengan Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial – Next Generation (SIKS-NG) yang merupakan basis data terpadu. Dimana data kemiskinan Bondowoso pun bisa dilihat disana.

“Jadi di layanan SLRT ini, memperpendek layanan kita. Yang biasanya ke Dinsos dulu baru ke instansi terkait. Kalau ini langsung, melalui aplikasi ini, dalam satu atau dua jam, tanpa masyarakat miskin itu kemana-mana,” pungkasnya.(och)