Share

BONDOWOSO – Industri usaha kecil dan menengah (IKM) merupakan salah satu tulang punggung ekonomi daerah. Walau begitu, dalam perkembangannya tentu tak lepas dari masalah. Permasalahan yang umum ditemui, banyak dari pelaku usaha masih enggan mengenal teknologi internet untuk mengembangkan usahanya.

Masyarakat Indonesia memiliki kreativitas yang beragam, hal itu sangat berpotensi membangun IKM yang memiliki daya saing tinggi. Hanya saja sebagian orang tidak tahu cara membangun suatu produk menjadi dikenal dan punya potensi pasar yang luas dengan pemanfaatan teknolgi internet.

Iffa Febriani, Kasi Industri Kimia, Tekstil dan Aneka Diskoperindag Bondowoso, mengamini hal ini. Menurutnya, banyak pelaku IKM di Bondowoso yang masih bersifat tradisional. Jadi mereka hanya menunggu pesanan, tanpa jemput bola maupun mepromosikan produk mereka.
“Ya kalau pelaku IKM yang sudah kategori tua itu biasanya Cuma nunggu pesanan saja,” katanya pada Memo Indonesia usai kegiatan Pelatihan IKM Tekstil di Aula Diskoperindag, Senin (8/5/2017).

Dirinya mengklaim bahwa Diskoperindag selama ini sudah sering melakukan sosialiasi dan pelatihan terkait pemanfaatan teknologi dalam pemasaran produk IKM. Namun hasilnya  masih belum maksimal.
“Ya yang mengaplikasikan teknologi baru pelaku IKM yang masih muda-muda itu,” jelasnya.

Kedepan, Diskoperindag juga tengah menyiapkan pemasaran secara online yang akan memasarkan seluruh hasil produk IKM Bondowoso. “Masih kita siapkan penjualan online untuk produk-produk IKM di Bondowoso,” tambahnya.

Di Bondowoso, kata Iffa, tahun 2016 terdapat 19.997 IKM, 80 persen di antaranya bergerak di indutri mamin dan bambu. Sementara, sejumlah IKM yang sudah memanfaatkan media sosial sebagai sarana pemasaran dan promosi di antaranya, indutri batik, IKM Cabe dengan produk Lalado dan lain-lain. (och/esb)